Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Dukun Palsu Kuras Harta Korbannya

Kompas.com - 13/10/2015, 15:22 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Modus penipuan yang dilakukan komplotan yang mengaku sebagai dukun yang seolah-olah memiliki kesaktian terkuak di Medan, Sumatera Utara.

Salah satu korbannya adalah Emmi Ritonga (57), warga Jalan Orde Baru, Desa Mulio Rejo, Kecamatan Sunggal, Kota Medan.

Istri dari pemilik warung sembako ini mengaku telah ditipu oleh pelaku hingga mengalami kerugian senilai ratusan jutaan rupiah.

Menurut penuturan suami korban, Hotman Sitompul (58), kejadian bermula saat dia sedang menonton televisi bersama anak dan menantunya. Sementara istrinya melayani pembeli yang tak lain adalah pelaku.

Tak menaruh curiga, Emmi melayani pelaku yang membeli rokok. Seusai membeli, pelaku menyalakan dan mengisap rokok yang baru dibelinya.

Tak lama, pelaku mengajak korban berbincang hingga pembicaraan menjadi serius. "Entah kayak mana ceritanya pas lagi ngobrol, istriku bilang dia dukun sakti," ungkap Hotman saat menemani istrinya membuat pengaduan di Mapolsekta Medan Sunggal, Selasa (13/10/2015).

"Terus, dia tanya apa keluhan istriku. Ya, diceritakan istriku kalau dia kepengin punya cucu. Soalnya, selama empat tahun anakku menikah belum dikaruniai anak," kata Hotman.

Selanjutnya, pelaku terus berusaha meyakinkan istrinya hingga akhirnya terbuai dengan bujuk rayunya.

"Setelah menceritakan keluhannya, istriku bilang pelaku menyuruh mengumpulkan kami sekeluarga. Disuruhnya kami duduk bersila di ruang tamu dan mengitarinya. Lalu, dia komat-kamit seperti membaca mantera. Aku pun nurut saja, kami seperti terhipnotis gitu," ungkap Hotman.

Setelah membaca mantra, pelaku menyuruh mengumpulkan barang-barang berharga di dalam kotak (kardus) minuman ringan.

"Dibilang dia, kalau mau punya cucu syaratnya harus seperti itu. Dia juga menjanjikan, selain mendapatkan keturunan, akan mendapat harta melimpah," katanya.

Disebutkan Hotman lagi, karena dalam pengaruh hipnotis, ia dan keluarganya menurut saja. Lalu, dikumpulkanlah uang dan barang berharga di dalam kotak.

"Kami taruh uang Rp 19 juta, lima kalung emas beratnya 200 gram, enam gelang emas beratnya 200 gram, enam cincin berlian, 12 cincin emas beratnya 50 gram," kata Hotman.

"Kalung dan gelang emas putih beratnya 25 gram, dua piagam emas beratnya 50 gram, serta dua gendang emas beratnya 50 gram. Totalnya kira-kira mencapai Rp 600 jutaan," sambung Hotman lagi.

Selanjutnya, pelaku kabur membawa harta benda milik keluarga Hotman.

Kepala Unit Reskrim Polsekta Sunggal Iptu Nur Istiono mengatakan, atas laporan korban, pelaku ditangkap di salah satu hotel tak jauh dari kediaman korban.

"Modus pelaku berpura-pura menjadi dukun yang bisa mengabulkan sejumlah permintaan korban. Harta benda korban dikuras yang sebelumnya korban sudah dihipnotis," kata Iptu Istiono.

Ada tiga tersangkanya, yaitu Indrian Hatami Sipahutar, warga Stabat; Amin Johanes (41), warga Dusun I, Jalan Sukabumi Baru Lorong Pertama, Sunggal, Kabupaten Deli Serdang; dan Bambang (36), warga Sunggal.

Ketiga pelaku ini berkomplot untuk menipu korbannya. Dari ketiga tersangka, diamankan barang bukti uang Rp 89 juta dan perhiasan emas milik korban.

"Ketiga tersangka ini dijerat Pasal 378 KUH Pidana tentang penipuan dan penggelapan dengan ancaman di atas lima tahun penjara," tegas Nur Istiono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com