Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesparawi Nasional, Rezeki untuk Perajin Kulit Kerang di Ambon

Kompas.com - 09/10/2015, 13:54 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) tingkat Nasional ke-11 di Kota Ambon membawa rezeki tersendiri bagi perajin kulit kerang dan para pemilik toko souvenir di Desa Batu Merah, Ambon.

Di salah satu desa adat tertua di Kota Ambon ini ada banyak perajin kerang dan toko souvenir yang menjual berbagai jenis kerajinan dari kulit kerang dan perhiasan dari mutiara.

Ramla Bantam, pemilik toko souvenir Andika mengaku, omzet penjualan kerajinan kerang di toko miliknya mengalami peningkatan jika dibanding hari-hari sebelumnya. Jika sebelum Pesparawi digelar, dagangannya hanya sedkit yang laris, maka saat ini berbagai jenis dagangannya laris manis terjual.

“Lumayan ada peningkatan, mulai dari beberapa hari lalu banyak juga yang datang ke sini, umumnya mereka adalah peserta Pesparawi,” kata Ramlah saat ditemui di toko souvenir miliknya, Jumat (9/10/2015).

Dari berbagai kerajinan yang ada di tokonya itu, warga yang datang umumnya mencari dan membeli perhiasan salib, Tuhan Yesus, dan juga perhiasan perjamuan kudus yang semua bahannya terbuat dari kulit kerang.

“Ada juga yang banyak memesan perhiasan mutiara. Kemarin ada 10 orang yang datang memesan perjamuan kudus, itu barangnya masih ada belum diambil,” kata Ramla.

Di toko souvenir miliknya, berbagai kerajinan kerang mulai dari kaligrafi, panorama alam, hewan, bunga, dan berbagai jenis lainnya semuanya tersedia. Berbagai jenis kerajinan itu didapat dari para perajin yang ada di desa tersebut.

Menurut Ramlah, biasanya para perajin selalu menjual langsung hasil kerajinannya itu ke toko-toko souvenir yang ada di desa itu. Namun, kebanyakan pemilik toko telah memiliki langganan masing-masing, dan biasanya selalu dipesan terlebih dahulu.

Berbagai jenis kerajinan kerang yang dijual harganya bervariasi mulai dari yang paling murah Rp 100 ribu hingga Rp 4 juta. Harga tersebut sesuai dengan ukuran, bentuk dan tingkat kesulitan pembuatannya.

Hamin Bugis, salah satu perajin sekaligus penyuplai hasil kerajinan kerang mengatakan, bahan baku pembuatan kerajinan biasanya didapat dari warga Dobo, Kepulauan Aru, dan juga Bau-Bau, Sulawesi Tenggara yang datang menawarkan kepada mereka. “Harganya per kilogram biasanya dijual Rp 50.000," kata dia.

Di momentum kegiatan Pesparawi Nasional di Ambon kali ini, dia mengaku ada banyak berkat yang diperolehnya dari hasil kerjanya itu. Panitia meminta dia untuk menyiapkan sebanyak 34 bingkisan kerajinan kerang untuk diberikan kepada seluruh kontingen Pesparawi.

Permintaan panitia untuk menyiapkan kerajinan kerang itu sudah dipesan sejak beberapa bulan lalu. Dia dan sejumlah pekerjanya telah harus menyiapkan bingkisan itu sejak awal.

“Panitia memesan 34 buah bingkisan. Satu buah harganya Rp 1 juta jadi lumayan," ujar dia.

Berbeda dengan Ramla dan Hamin, pemlik toko UD Nur, Ongen Tjokro justru mengaku omzet penjualan kerajinan kerang di toko miliknya tidak mengalami peningkatan selama berlangsungnya Pesparawi di Ambon.

Dia mengatakan, para pengunjung khususnya peserta Pesparawi dari berbagai kota di Indonesia yang saat ini berada di Ambon tak banyak mendatangi toko souvenir miliknya. Dia juga mengaku jika selama ini tak banyak dagangannya yang laku terjual.

“Kalau di sini palingan itu sebulan lakunya cuma tiga buah. Tapi memang kadang-kadang dalam dua hari saja bisa laku sampai Rp 10 juta, itu pernah saat ramai-ramainya penambangan emas di Gunung Botak,” ujar dia.

Kurang perhatian pemerintah
Hasil kerajinan kulit kerang di desa Batu Merah harusnya dapat terus dipromosikan oleh pemerintah daerah kepada para wisatawan dan warga dari luar Maluku yang datang ke Kota Ambon.

Hal itu selain dapat memperkenalkan kerajinan khas daerah, promosi yang dilakukan juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga. “Mungkin karena kurang promosi jadi banyak yang belum tahu, kira-kira begitu,” kata Ongen.

Menurut dia, seharusnya saat Pesparawi tingkat Nasional, di mana ada ribuan orang yang datang dari berbagai kota di Indonesia ke Ambon, pemerintah daerah harus lebih gencar lagi mempromosikan berbagai hasil kerajinan ini.

“Memang beberapa kali ada dari dinas Perikanan danjuga Kelautan yang beri pelatihan. Tapi itu tidak cukup kalau promosi tidak dilakukan padahal saat ini kan ada ribuan orang yang datang ke Ambon,” ujar dia.

Ongen pun berharap ke depan pemerintah daerah harus lebih aktif lagi mempromosikan hasil kerajinan kerang ke luar Maluku, sehingga orang luar dapat mengetahui Ambon juga memiliki banyak potensi hasil kerajinan yang unik.

“Kerajinan kulit kerang desa Batu Merah ini mungkin satu-satunya yang ada di dunia tapi sayangnya jarang dipromosikan. Ke depan pemda harus bisa melakukan itu,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com