Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sendratari Mahakarya Candi Borobudur Kembali Digelar

Kompas.com - 08/10/2015, 15:56 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Sendratari Mahakarya Candi Borobudur kembali digelar di panggung Akhsobya kompleks Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Jawa Tengah. Pagelaran tari kolosal bertajuk "When History Comes to Life" ini akan dihelat pada Sabtu (10/10/2015), pukul 20.00 WIB.

Setidaknya 205 seniman dan penari akan terlibat dalam pagelaran bertaraf internasional ini. Sebagian besar berasal dari Borobudur dan sekitarnya, berkolaborasi dengan para penari dan seniman dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Jawa Tengah. Musik pengiring sendratari itu juga memberdayakan para seniman di sekitar Candi Borobudur.

"Sendratari mahakarya Candi Borobudur tahun ini adalah yang ke-19. Pagelaran ini merupakan agenda rutin kami untuk menyuguhkan sesuatu yang berbeda tentang kemegahan dan keagungan Candi Borobudur dalam bidang seni tari," kata Sahala Parlindungan Siahaan, Direktur Pemasaran dan Kerjasama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, dalam jumpa pers di Hotel Manohara Borobudur, Kamis (8/10/2015) siang.

Pria yang akrab dipanggil Ricky itu mengemukakan, bahwa Sendratari Mahakarya Candi Borobudur bercerita tentang proses pembangunan candi itu dengan titah Raja Samaratungga. Rangkaian sesaji turut menciptakan suasana sakral, terbalut dalam suasana pedesaan di bukit Menoreh. Dalam sendratari itu akan digambarkan bagaimana godaan dalam proses pembangunan candi datang silih berganti.

"Setelah menyaksikan sendra tari ini harapan kami wisatawan akan mengerti bagaimana warisan budaya dunia ini dibangun. Setelah mengerti, diharapkan akan tercipta rasa memiliki, lalu muncul keinginan untuk menceritakan kepada orang lain serta melestarikan kemegahan candi. Kemegahan yang akan diwariskan kepada generasi penerus nanti," papar Ricky.

Kepala unit PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Chrisnamurti Adiningrum, menambahkan sendratari berdurasi satu jam itu akan menampilkan pertujukan dengan nuansa pedesaan yang lebih kental. Setting yang dibuat seperti suasana perbukitan Menoreh yang asri beserta aktivitas warganya. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini TWCB tidak akan menghadirkan gajah dalam beberapa segmen cerita.

"Sendratari Mahakarya Candi Borobudur sudah ada pakemnya, kami tidak bisa mengubahnya. Hanya beberapa bagian yang boleh diubah, seperti pada dekor, tahun ini kami buat lebih njawani lebih menggambarkan suasana pedesaan," ujar Chrisna.

Chrisna optimistis, 500 kursi yang disediakan akan dipenuhi penonton. Hingga hari ini, masih tersisa 82 kursi yang belum dipesan. Sehingga, TWCB terus berpromosi, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Bagi para wisatawan yang hendak menyaksikan sendratari ini, tersedia empat kelas tiket. Untuk kelas platinum Rp 800.000, Gold Class Rp 600.000, Festival Class Rp 300.000 dan Student Class Rp 100.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com