Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Tragedi Salim Kancil Lonceng Kematian untuk Pejuang Kemanusiaan

Kompas.com - 01/10/2015, 22:38 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com– Komnas HAM menilai, kematian Salim Kancil di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian Lumajang, Jawa Timur, merupakan tanda rendahnya jaminan keamanan bagi para pembela kemanusiaan di negeri ini.

Tak ada jaminan keamanan bagi pejuang kemanusiaan sama dengan membiarkan ketakutan meneror para pembela lain yang berupaya memperjuangkan hak warga, termasuk urusan HAM. Tragedi Salim Kancil menjadi peringatan agar khususnya para pejuang kemanusiaan harus semakin hati-hati.

“Ini lonceng kematian untuk pejuang kemanusiaan. Kasus seperti bisa membuat ketakutan untuk pembela HAM,” kata Komisioner Komnas HAM, Dr Maneger Nasution MA, Kamis (1/10/2015), di Balikpapan, Kaltim.

Maneger meminta pemerintah dan aparat kepolisian bisa menuntaskan perkara ini secara tuntas. Komnas mengharapkan penanganannya tidak berhenti sampai penangkapan para pelaku pembunuhan semata, melainkan juga hingga dalang tragedi itu.

“Jangan berhenti hanya sampai menangkap pelaku, tetapi harus bisa menemukan aktor di balik semua ini, siapa yang menyuruh. Karena model begini bisa jadi terstruktur,” kata Maneger.

Kasus yang ditangani Komnas sering menemukan dalang di balik kekerasan yang melibatkan perusahaan, bisnis, dan usaha. “Kami pernah menemukannya di Jambi. Ada sebuah perusahaan di sana  memiliki dua pengaman, yakni satuan pengaman biasa yang sering disebut satpam dan kelompok pengaman lain dengan tugas khusus,” kata Manager.

“Kerja mereka cepat dan terlatih. Kami menemukan ini di Jambi. Hal seperti ini yang dikawatirkan,” katanya.

Komnas berniat membantu polisi mempercepat pengungkapan tuntas tragedi Salim Kancil ini. Karenanya, Komnas akan mengirimkan tim investigasi ke Desa Selok Awar-Awar. Investigasi akan dilakukan secara menyeluruh dengan mengumpulkan keterangan beragam pihak yang diduga terlibat.

Tragedi SAlim Kancil ini ini terjadi pada Sabtu 26 September 2015 di Desa Selok Awar-Awar. Dua aktivis antitambang pasir dianiaya. Salim Kancil, salah satunya, tewas. Rekannya Tosan mengalami luka parah. Keduanya diduga dianiaya terkait ikut menolak tambang pasir di pesisir Pantai Watu Pecak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com