Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Serai Digunakan untuk Konservasi Candi Borobudur

Kompas.com - 01/10/2015, 21:11 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Balai Konservasi Borobudur (BKB) terus melakukan kajian untuk menemukan metode yang paling aman untuk pelestarian Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Salah satunya dengan mengembangkan metode penggunaan bahan-bahan tradisional.

"Sejak tiga tahun terakhir kita terus meneliti, mengkaji berbagai macam metode yang aman untuk pemeliharaan candi Borobudur. Salah satunya penggunaan bahan-bahan tradisional yang alami sebagai pengganti bahan kimia yang selama ini kita pakai," kata Kepala BKB, Marsis Sutopo, di Borobudur, Magelang, Kamis (1/10/2015).

Marsis menjelaskan, penggunaan bahan kimia dari pabrik untuk konservasi memang efektif dan efisien. Namun, perlahan tapi pasti penggunaan bahan kimia akan berdampak buruk bagi kelestarian batu-batu candi. Bahan kimia justru membuat batu gampang keropos, dan bisa mengubah kualitas lingkungan di sekitarnya.

"Bahan kimia ini tidak akan musnah, meskipun bisa bersih setelah tersiram air hujan, tapi bahan bisa mengalir menyebar ke lingkungan sekitarnya, tentu ini buruk untuk lingkungan. Bahan kimia juga bisa mempengaruhi kesehatan manusia," papar Marsis.

Marsis mengatakan, beberapa bahan alami ternyata bisa dimanfaatkan untuk melakuakn konservasi salah satunya adalah daun serai. Daun beraroma wangi ini ternyata dapat menghambat pertumbuhan lumut dan ganggang yang menempel di bebatuan candi.

Bahan alami lainnya, kata Marsis, antara lain bubur kertas yang bisa dipakai untuk membersihkan kotoran di dinding candi. Penggunaan bubur kertas sudah diterapkan BKB untuk membersihan bagian-bagian tertentu pada candi Buddha terbesar di dunia itu. Lalu, membersihkan kerak batu juga sebetulnya bisa menggunakan bubur tanah.

Hal ini sudah pernah diterapkan saat pembersihan batu nisan kuno di Sumatera. Bahkan untuk merekatkan antar batu yang lepas bisa digunakan gelatin yang diambil dari putih telur atau tulang yang ditambah dengan kapur dan gula.

"Kami masih melakukan uji coba dan pengembangan bahan tradisional untuk konservasi candi Borobudur. Metode yang tidak hanya aman bagi batu tapi juga aman untuk manusia dan lingkungan," kata dia.

Pemanfaatkan bahan alami untuk berbagai upaya konservasi sebenarnya sudah dilakukan nenek moyang sejak dulu. Setiap daerah, kata Marsis, pasti memiliki cara-cara pengawetan bahan bangunan, pakaian hingga makanan menggunakan bahan alami.

Belum lama ini, pihaknya menggelar lokakarya dengan menghadirkan sejumlah kalangan dari Aceh hingga Papua yang sudah memanfaatkan berbagai bahan alam untuk segala kepentingan masing-masing. "Harapan kami bisa menemukan bahan konservan alami khas Indonesia. Ini tantangan kami," tutup Marsis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com