Keempat sekolah itu yakni SDN 6 Matangkuli, SDN 4 Lhoksukon, SDN 9 Lhoksukon, SDN 14 Lhoksukon. Kepala UPTD Dinas Pendidikan Lhoksukon, Usmani menyebutkan sekolah tersebut berada di kawasan rendah dan terendam banjir. Sehingga, seluruh murid terpaksa diliburkan.
“Jika banjir sudah surut, dan kelas dibersihkan baru kita mulai aktivitas belajar mengajar di tiga sekolah dalam Kecamatan Lhoksukon itu,” katanya.
Karena banjit pula, warga menggunakan rakit sebagai moda transportasi di jalur yang menghubungkan Kecamatan Matangkuli dan Kecamatan Pirak Timu di kabupaten itu. Pasalnya air merendam jalan lintas yang menghubungkan dua kecamatan itu di Desa Rayeuk Pange, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara. Di desa itu terdapat tiga rakit yang digunakan untuk menyeberangkan sepeda motor dan warga.
“Kami kenakan biaya seharga 5.000 rupiah per orang dan per sepeda motor untuk banjir setinggi 50 sentimeter. Jika ketinggian air bertambah maka biayanya juga kami naikkan menjadi 10-15 ribu per orang dan per sepeda motor,” sebut Nazar salah seorang pemilik rakit kepada Kompas.com.
Terlihat warga yang dari dan ke Pirak Timu atau ke Matangkuli menggunakan jasa rakit untuk menyeberang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.