Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agustinus Sasundu, 46 Tahun Abdikan Diri untuk Musik Bambu

Kompas.com - 26/09/2015, 09:09 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

Alhasil Agustinus dengan sendirinya menjadi pewaris seni dan budaya daerah. Menariknya, sosok sederhana ini bukan hanya sebagai pembuat musik bambu, tetapi dia juga tampil sebagai pelatih dan arranger lagu yang dibawakan.

Tidak mudah mengaransemen partitur musik bambu yang sedikitnya terdiri dari 40 jenis peralatan musik tersebut. Ini sama halnya dengan mengaransemen sebuah orkestra.

Pernah satu waktu Agustinus diminta melatih kelompok musik bambu di Pulau Nanekele yang hampir semua warganya belum bisa baca tulis. Mereka hidup sebagai nelayan tradisional dan jauh dari perkembangan modern karena transportasi laut yang masih susah waktu itu.

"Tetapi saya yakin mereka bisa, karena sebagai nelayan mereka punya daya juang hidup yang tinggi, sabar dan ulet. Nafas mereka juga panjang karena sering menyelam. Dan akhirnya mereka bisa memainkan alat musik itu dengan sangat baik," cerita Agustinus.

Penghargaan Kehati itu memang layak diterima Agustinus. Betapa tidak, orang tua ini tidak pernah memasang tarif atas jasanya melatih dan mengaransemen lagu.

Dia ikhlas dibayar berapa pun, termasuk hanya dibayar dengan pemberian singkong. Tak heran ratusan aransemen lagu-lagunya terserak entah di mana.

"Saya bahkan banyak kali hanya menerima ucapan terima kasih. Tetapi saya ikhlas, karena saya senang kita masih bisa memainkan terus kesenian tradisional ini. Saya bahkan sudah pernah menulis buku panduan bagaimana membuat musik bambu. Saya tulis dengan tangan, sayang buku itu dibawa orang dan tidak kembali lagi. Saya ingin itu diterbitkan agar banyak orang tahu," kata Agustinus.

Dedikasi Agustinus dalam menjaga kelestarian kesenian itu, membuatnya sering diundang dalam berbagai kegiatan budaya.

Dia bersama grupnya Welengang Pontolawokang Sawang Jauh banyak kali diundang tampil di luar provinsi, seperti di Jawa, Kalimantan dan Papua.

Terakhir kali mereka tampil pada Perayaan Natal Nasional yang dihadiri Presiden Jokowi di Papua.

"Sewaktu di Papua itulah saya ditelepon panitia seleksi Kehati. Mereka tanya-tanya saya, dan eh tahunya saya kemudian diundang ke Jakarta menerima penghargaan itu. Saya sangat gembira, istri saya menangis karena ada yang memberikan kami penghargaan. Terima kasih bagi yang sudah mengusulkannya," ujar Agustinus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com