Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Warga Beli Air Bersih Rp 15.000 untuk Minum, Masak, dan Mandi

Kompas.com - 21/09/2015, 18:14 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAMUJU UTARA, KOMPAS.com — Musim kemarau panjang sejak lebih dari tiga bulan terakhir di Mamuju Utara, Sulawesi Barat, membuat sumur-sumur warga kering. Sejumlah sumur yang masih berisi air berubah menjadi asin, berminyak, dan berlumpur hingga tak layak untuk dikonsumsi.

Warga yang mengalami krisis air bersih kini terpaksa membeli air galon untuk minum, memasak, hingga mandi. Warga merasa sedikit lega karena pemerintah hari ini mendistribusikan bantuan air bersih ke rumah-rumah penduduk meski jumlahnya terbatas.

Warga Dusun Muara, Desa Tikke, Kecamatan Tikke Raya, Mamuju Utara, merasa gembira setelah mendapatkan bantuan air bersih gratis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju Utara.

Sebelum petugas tiba, warga yang sudah mengetahui informasi pembagian air bersih gratis ini menyiapkan berbagai wadah, seperti ember, baskom, dan drum plastik, di depan rumah mereka masing-masing.

Sekitar 5.000 liter air yang dibagikan kepada warga yang sudah lebih dari tiga bulan mengalami krisis air bahkan tak mencukupi kebutuhan mereka. Tidak sedikit warga merasa kecewa karena tidak mendapatkan jatah air bersih yang dibagikan tersebut. Padahal, sejak pagi, warga sudah menyiapkan berbagai wadah penampung air di depan rumah masing-masing.

Warga Dusun Muara sudah tiga bulan mengalami kesulitan air bersih. Di tengah impitan ekonomi karena gagal panen akibat musim kemarau panjang, warga harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 5.000 hanya untuk mendapatkan satu botol galon berkapasitas 10 liter.

Air galon ini dipergunakan warga untuk minum, memasak, dan sesekali untuk mandi jika badan terasa gerah karena tak mandi berhari-hari lantaran tak ada air bersih. Sumur-sumur yang selama ini menjadi sumber kebutuhan air bersih tak bisa diharapkan lagi.

Sejumlah sumur warga kering kerontang. Sebagian lainnya memang masih ada yang berisi air, tetapi airnya keruh, berlumpur, dan berminyak hingga tak layak dikonsumsi.

Jamatiah yang mengaku jarang mandi karena tak ada air bersih ini bergembira saat pemerintah dusun mengabarkan bahwa dusun mereka bakal mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah.

“Tidak ada jalan lain, Pak, terpaksa kami membeli air galon untuk memasak dan minum, bahkan untuk mandi,” ujar Jumatiah.

Dia mengaku harus mengeluarkan biaya tambahan hingga Rp 15.000 per hari untuk memenuhi kebutuhan air bersih sejak kemarau panjang melanda.

Jamatiah berharap pemerintah daerah bisa menyalurkan bantuan air bersih secara rutin yang cukup untuk kebutuhan minum dan memasak agar warga bisa menekan biaya hidup mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com