Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Lahan Sempit, Magelang Mampu Swasembada Padi

Kompas.com - 21/09/2015, 13:58 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Memiliki lahan yang sempit, tidak membuat Kota Magelang minus hasil pertanian. Kota dengan luas hanya 18,12 kilometer persegi itu ternyata mampu memberikan kontribusi berupa hasil pertanian, terutama padi, bagi masyarakat setempat, maupun wilayah sekitar.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Dispeterikan) Kota Magelang, Sri Retno Murtiningsih, menyebutkan, hingga akhir tahun 2014 lalu, total produksi gabah kering panen sebanyak 3.182 ton per hektar dengan luasan sawah 210 hektar.

“Sementara tahun 2015 ini, ditargetkan mampu memproduksi 3.211 ton per hektar gabah kering panen. Hingga awal September lalu sudah diproduksi sekitar 2.403 ton per hektar,“ ujar Sri, usai kegiatan Panen Raya di area persawahan Tuk Songo, Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Senin (21/9/2015).

Sri mengungkapkan, ada beberapa langkah upaya untuk mencapai target panen dengan optimal. Antara lain menerapkan model tanam padi sawah jajar legowo, pengairan berselang, penggunaan benih berlabel, tanam bibit muda, pemupukan secara berimbang dan ramah lingkungan, serta penanganan pasca-panen yang baik.

Lebih lanjut, menurut Sri, untuk mendukung petani dalam peningkatan produksi padinya, dilakukan optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan unit hand tractor yang sudah ada di kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan).

“Saat ini kami sedang mengusulkan pengadaan pompa air sebagai antisipasi dampak cuaca ekstrim belakangan ini. Semoga Pemerintah pusat atau provinsi mengabulkan permohonan kami,“ kata Sri.

Kegiatan panen raya ini diikuti Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0705/Magelang, Letkol Arm I Made Gede Antara, Kapolres Magelang Kota, AKBP Edi Purwanto, dan jajaran muspika setempat.

Sawah lokasi panen raya seluas delapan hektar dengan produksi 6-7 ton per hektar. Dandim 0705/Magelang, Letkol Arm I Made Gede Antara mengaku, terkejut karena ternyata Kota Magelang memiliki luasan sawah hingga delapan hektar dalam satu hamparan.

Dia juga mengaku bangga kota dengan julukan kota jasa ini masih mempertahankan lahan sawah yang ada, di saat kota lain sudah dipenuhi bangunan rumah dan pusat perbelanjaan.

"Hal ini membuat saya terkejut sekaligus heran, di kota kecil ini ada sawah yang luas juga ya. Di kabupaten Magelang saja tidak memiliki sawah dengan luas itu dalam satu hamparan," kata dia.

Ia kemudian mendorong para petani untuk tetap memanam padi untuk memenuhi kebutuhan padi dalam negeri, sebagaimana telah digaungkan Presiden Joko Widodo tentang Indonesia Swasembada Padi.

Menurut dia, para petani sudah sepatutnya bangga karena presiden sekarang ini sangat memperhatikan pertanian. "Karenanya saya sangat mendukung upaya Presiden dalam mewujudkan swasembada padi. Kalau petani tidak mau lagi menanam padi, saya khawatir kita akan impor padi dari negara lain, kita akan mudah didikte asing. Kita harus bisa menjaga kedaulatan pangan kita sendiri," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com