SEMARANG, KOMPAS.com — Melemahnya ekonomi Indonesia sudah berdampak pada sektor industri padat karya di Provinsi Jawa Tengah selama semester pertama 2015. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan selama periode Februari hingga Agustus 2015, telah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.305 orang karyawan.
"Sebagian besar di industri garmen, tekstil, plastik, dan outsourcing," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Dinkertransduk) Provinsi Jawa Tengah Wika Bintang, Jumat (11/9/2015) siang.
Sebagian besar PHK terjadi di wilayah Solo Raya dan Kota Semarang. Gelombang PHK ini bahkan berlanjut hingga memasuki bulan ketiga pada semester kedua tahun ini. "Pada Agustus hingga beberapa bulan ke depan, diperkirakan ada PHK 1.185 karyawan lagi. Sejauh ini, Solo paling banyak, yaitu sekitar 40 persenan, disusul Kota Semarang 30 persen. Sisanya merata di beberapa kabupaten/kota," kata Wika.
Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Agung Wahono, mengatakan, tekanan paling berat akibat pelemahan nilai tukar rupiah dirasakan sektor manufaktur. Berdasarkan catatan Apindo, sedikitnya 500 tenaga kerja di sektor ini sudah dirumahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.