Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya "Water Bombing" di Ketapang Terkendala Bahan Bakar

Kompas.com - 10/09/2015, 08:53 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Upaya pemadaman menggunakan bom air (water bombing) di wilayah Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, mengalami kendala. Padahal, jumlah titik api berdasarkan pantauan satelit Modis yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan ada 616 titik api yang tersebar di seluruh Kalbar.

Jumlah titik api terbanyak berada di Kabupaten Ketapang, yakni sebanyak 442 titik. Data itu berdasarkan pembaruan informasi pada tanggal 9 September 2015 pukul 05.00WIB.

Komandan Satgas Water Bombing BPBD Kalbar, Bosman mengatakan, diperlukan mobilisasi bahan bakar jenis avtur yang cukup untuk operasional helikopter Kamov melakukan proses water bombing.

Jauhnya jarak titik api dengan Bandara Supadio sebagai titik awal pergerakan menuju Kabupaten Ketapang dikhawatirkan tidak mencukupi bahan bakar helikopter, sehingga proses pemadaman menjadi tidak efektif.

"Untuk mengarahkan helikopter Kamov ke Kabupaten Ketapang, perlu mobilisasi avtur yang cukup tersedia di Ketapang. Kalau berangkat dari Pontianak, bahan bakar tidak mencukupi untuk water bombing," kata Bosman, Rabu (9/9/2015).

Senada dengan Bosman, Kepala Pelaksana BPBD Kalbar TTA Nyarong mengaku mengupayakan pemadaman di wilayah Kabupaten Ketapang. Nyarong rencananya akan berkoordinasi dengan perangkat pemerintah daerah untuk proses penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Ketapang.

"Besok saya turun langsung ke Ketapang mengadakan pertemuan dengan Bupati, Kapolres dan Dandim termasuk dengan Kepala Dinas, dan instansi vertikal yang terkait untuk membahasnya," kata Nyarong kepada Kompas.com.

Sementara itu, kabut asap semakin pekat menyelimuti Kota Pontianak dan kota/kabupaten lainnya di Kalimantan Barat.

Aktivitas penerbangan di Bandara Supadio juga terganggu dengan banyaknya penundaan penerbangan dari jadwal seharusnya. Warga pun semakin mengeluhkan pekatnya asap yang menyelimuti Pontianak.

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pontianak semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan pembaruan data yang dikeluarkan BMKG, kualitas udara di Pontianak bertahan di level berbahaya. Kondisi ini tentu saja berdampak pada kesehatan masyarakat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com