Sang pemilik mematok harga tinggi karena sapi jenis simental ini memiliki berat badan sekitar 1,1 ton, panjang 2,8 meter, dan tinggi 1,5 meter.
"Menjelang hari raya kurban ini sudah ada yang nawar, tetapi belum saya lepas karena tawaran masih di bawah Rp 70 juta," ungkap Nur, Rabu (9/9/2015).
Nur mengatakan, sapi yang diberi nama Bagong itu sudah dipelihara sejak empat tahun lalu. Nur mengaku benar-benar merawat sapi berwarna coklat itu dengan sepenuh hati, mulai dari asupan makanan sampai psikologis sapi juga diperhatikan oleh Nur.
Nur, yang juga Ketua Asosiasi Peternak Sapi Kabupaten Magelang, itu menceritakan, awalnya sapi tersebut dibeli dengan harga Rp 23 juta saat berumur 14 bulan. Ketika itu, bobot badannya masih sekitar 500 kilogram. Namun, dalam kurun waktu dua tahun, Nur mampu menaikkan bobot sapi hingga dua kali lipat dari bobot semula.
"Saya merawatnya dengan khusus. Saya kasih makan tepat waktu dengan jenis makanan yang bervariasi, yakni konsentrat, rumput, ketela pohon, sampai buah-buahan," ujar Nur.
Keberhasilan Nur dalam penggemukan sapi adalah buah dari kegigihannya beternak sejak tahun 2005 silam. Selain Bagong, Nur juga memiliki enam sapi unggul lainnya dengan kualitas prima.
"Rata-rata sapi yang saya pelihara memiliki bobot berkisar 800 kilogram-1 ton," ujar Nur.
Suka minum jamu dan pijat
Tidak mudah memelihara sapi mulai dari kecil hingga memilik kualitas prima. Peternak harus melakukan perawatan khusus, mulai dari memperhatikan asupan makanan, kebersihan kandang, hingga psikologis sapi.
"Saya benar-benar merawatnya dengan baik dan khusus dibanding sapi lainnya. Hasilnya pun jadi bagus," ucap Nur, Rabu (9/9/2015).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan