Jika tak ada halangan, peluncuran Kebun Raya Baturaden akan dilakukan pada bulan November 2015 mendatang.
Menurut Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Baturaden, Ammy Rita Manulu, dari luasan lahan tersebut, yang telah digarap untuk potensi pengembangan hanya 11,5 persen.
Kebun Raya Baturaden akan dirancang sebagai kawasan konservasi dengan koleksi flora yang tertata. Kebun ini berfungsi sebagai wahana penelitian, pendidikan, jasa, lingkungan hingga untuk keperluan pariwisata.
"Dari fungsi itu, fokus kami saat ini masih konservasi. Karena lahan ini adalah hutan produksi KPH Banyumas Timur," ujar Ammy saat menerima kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Banyumas, Sabtu (5/9/2015).
Kebun yang akan dikembangkan di konsep dengan beberapa zona. Ada zona utama, zona alternatif, zona kantor, zona koleksi dan zona hutan. Untuk mendukung itu, zona koleksi akan dibuat paling luas dengan luasan 54 persen, hutan 25 persen, sisanya untuk zona lainnya.
Kebun ini memiliki koleksi tumbuhan sebanyak 2.637 spesimen atau contoh tanaman, dengan 571 spesies. Spesimen tanaman yang ada baik yang tanaman pada umumnya, dan tanaman langka. Menurut pengelola, masih banyak tumbuhan yang ada di dalam zona kebun, namun belum terdata dengan baik.
"Kami berharap bisa menjadi koleksi flora terlengkap di Jawa, mempunyai Litbang maju," ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Ganjar sempat mengecek sendiri proses pembangunan. Sejurus kemudian, dia memeriksa sebuah pintu baru yang di dalam ruangan kantor. Ganjar menemukan kondisi kunci pintu, dan pintu kayu tidak digarap dengan baik. Semestinya, dengan spek yang bagus, pintu mapun gagang pintu bisa bertahan lama.
"Bisa enggak kira-kira bangunan bertahan sampai 100 tahun. Di kebun-kebun raya, gerbang utama umurnya bisa legendaris, bisa wah. Kalau pintu di kantor ini seperti itu ya cepat rusak, " kata Ganjar.
Ganjar pun menyarankan kepada pengelola untuk bisa mencari strategi agar bisa mengelola kebun dalam jangka panjang, termasuk soal pendanaan. Pengelola sendiri menyebut dana pembangunan mencapai Rp 300 miliar.
"Anggaran bisa cari di luar APBD, misalnya bisa mengundang sponsor. Itu belum dieksplorasi. Misalnya, ada beberapa plot dibangun, penghijauan. Asal mau membantu, dikasih embel-embel nama. Saya kira Rp 300 miliar itu angka kecil," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.