Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2015, 11:08 WIB
|
EditorCaroline Damanik
BANYUMAS, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah segera mempunyai Kebun Raya dengan konsep terpadu, dan terlengkap untuk semua jenis tanaman. Kebun Raya tersebut saat ini tengah dikembangkan di kawasan wisata Baturaden, Kabupaten Banyumas. Kebun yang disiapkan seluas 143,5 hektar.

Jika tak ada halangan, peluncuran Kebun Raya Baturaden akan dilakukan pada bulan November 2015 mendatang.

Menurut Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Baturaden, Ammy Rita Manulu, dari luasan lahan tersebut, yang telah digarap untuk potensi pengembangan hanya 11,5 persen.

Kebun Raya Baturaden akan dirancang sebagai kawasan konservasi dengan koleksi flora yang tertata. Kebun ini berfungsi sebagai wahana penelitian, pendidikan, jasa, lingkungan hingga untuk keperluan pariwisata.

"Dari fungsi itu, fokus kami saat ini masih konservasi. Karena lahan ini adalah hutan produksi KPH Banyumas Timur," ujar Ammy saat menerima kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Banyumas, Sabtu (5/9/2015).

Kebun yang akan dikembangkan di konsep dengan beberapa zona. Ada zona utama, zona alternatif, zona kantor, zona koleksi dan zona hutan. Untuk mendukung itu, zona koleksi akan dibuat paling luas dengan luasan 54 persen, hutan 25 persen, sisanya untuk zona lainnya.

Kebun ini memiliki koleksi tumbuhan sebanyak 2.637 spesimen atau contoh tanaman, dengan 571 spesies. Spesimen tanaman yang ada baik yang tanaman pada umumnya, dan tanaman langka. Menurut pengelola, masih banyak tumbuhan yang ada di dalam zona kebun, namun belum terdata dengan baik.

"Kami berharap bisa menjadi koleksi flora terlengkap di Jawa, mempunyai Litbang maju," ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Ganjar sempat mengecek sendiri proses pembangunan. Sejurus kemudian, dia memeriksa sebuah pintu baru yang di dalam ruangan kantor. Ganjar menemukan kondisi kunci pintu, dan pintu kayu tidak digarap dengan baik. Semestinya, dengan spek yang bagus, pintu mapun gagang pintu bisa bertahan lama.

"Bisa enggak kira-kira bangunan bertahan sampai 100 tahun. Di kebun-kebun raya, gerbang utama umurnya bisa legendaris, bisa wah. Kalau pintu di kantor ini seperti itu ya cepat rusak, " kata Ganjar.

Ganjar pun menyarankan kepada pengelola untuk bisa mencari strategi agar bisa mengelola kebun dalam jangka panjang, termasuk soal pendanaan. Pengelola sendiri menyebut dana pembangunan mencapai Rp 300 miliar.

"Anggaran bisa cari di luar APBD, misalnya bisa mengundang sponsor. Itu belum dieksplorasi. Misalnya, ada beberapa plot dibangun, penghijauan. Asal mau membantu, dikasih embel-embel nama. Saya kira Rp 300 miliar itu angka kecil," ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ada Apa dengan Masriah?

Ada Apa dengan Masriah?

Regional
Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Italia, Danny Pomanto Tawarkan 3 Program Ini

Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Italia, Danny Pomanto Tawarkan 3 Program Ini

Regional
LKPP Jadikan Pemprov Jateng sebagai Role Model Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemda

LKPP Jadikan Pemprov Jateng sebagai Role Model Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemda

Regional
Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Regional
Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Regional
Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Regional
Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Regional
Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Regional
Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Regional
Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Regional
Sekdaprov Jabar Sebut Sampah Bisa Dikelola untuk Pengembangan Ekonomi Rakyat

Sekdaprov Jabar Sebut Sampah Bisa Dikelola untuk Pengembangan Ekonomi Rakyat

Regional
Walkot Bobby Minta Revitalisasi Gedung Warenhuis Tak Hilangkan Nilai Sejarah

Walkot Bobby Minta Revitalisasi Gedung Warenhuis Tak Hilangkan Nilai Sejarah

Regional
Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Gelar Konsolidasi Pengadaan Belanja Negara, Kepala LKPP Hendi: Efisiensi Capai Rp 1,69 Triliun

Regional
Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Mbak Ita Sebut Fasilitasi Serba Gratis Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Kota Semarang

Regional
Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Capai Pembangunan Sumsel, Gubernur Herman Deru Manfaatkan Data BPS Jadi Navigasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com