Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes, Pendukung Calon Bupati Pukuli Ketua KPU Toli-toli

Kompas.com - 26/08/2015, 19:30 WIB
Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati

Penulis

PALU, KOMPAS.com – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hambali Mansur masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah hingga kini pasca-pemukulan yang dilakukan oleh massa pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Toli-toli, Selasa (25/8/2015) kemarin.

Hambali mengaku masih sakit di sekitar kemaluannya dan telinga kirinya akibat dipukuli dan diinjak-injak oleh puluhan massa pendukung pasangan calon. Menurut dia, peristiwa itu terjadi saat rapat pleno terbuka pengambilan nomor urut pasangan calon di Kantor KPU Toli-toli.

Awalnya, saat itu, Hambali tengah membacakan gugatan yang disampaikan oleh pasangan calon Amran Yahya-Zainal Daud terkait soal penolakan atas keputusan KPU tanggal 24 Agustus yang meloloskan empat calon.

“Mereka kan memasukan surat secara resmi, kemudian saya menerima, lalu saya rapat dengan teman-teman anggota KPU lainnya terkait ini kemudian menandatangi berita acara itu. Lalu saya keluar dan mengatakan bahwa surat gugatan ini kami terima dan nanti kami konsultasikan. Namun tidak menunda tahapan pengambilan nomor urut,” ungkapnya ketika ditemui di RS Bhayangkara, Rabu (26/8/2015).

Kemudian terjadi tawar-menawar terkait soal waktu konsultasi. Menurut Hambali, mereka minta waktu dua hari. Kemudian saat akan menuju ke tempat pengambilan nomor urut, tiba-tiba massa pendukung salah satu pasangan calon ini mengejar ketua KPU.

Saat itu Hambali mencoba menghindar masuk ke ruangannya, tetapi ketika hendak menuju ruangan, dirinya terhalang massa pendukung pasangan calon Amran Yahya-Zainal Daud. Massa lalu memukul dan menendang dirinya hingga terjatuh.

Berdasarkan informasi yang beredar di lapangan, penyerangan terhadap ketua KPU Toli-toli tersebut adalah bentuk kekecewaan lantaran KPU meloloskan salah satu calon.

Menurut Hambali, ada jalur hukum yang bisa mereka tempuh dengan tidak melakukan kekerasan. Jika KPU melakukan pelanggaran mereka bisa melaporkannya ke Panwas.

“Maunya KPU menganulir kembali, tapi saya bilang KPU sudah memutuskan tidak mungkin menganulir kembali,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com