Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuhan Bersikukuh Tak Mau Ganti Namanya

Kompas.com - 25/08/2015, 10:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Tuhan, warga Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Glagah, bersikukuh untuk tidak mengganti namanya. Dia meyakini nama itu adalah pemberian orangtuanya dengan tujuan yang baik.

"Saya tidak akan mengganti nama saya, kan itu pemberian orangtua. Selain itu, jika ganti nama, maka semua dokumen juga harus ganti; KTP, surat nikah, ijazah, dan surat-surat lainnya," kata Tuhan, Selasa (25/8/2015). (Baca juga: "Mereka Tidak Percaya Nama Saya Tuhan")

Bapak dua anak itu pun mengaku selama ini tidak pernah mengalami masalah terkait namanya yang unik itu. "Selama ini baik-baik saja. Enggak ada masalah. Saya hanya manusia biasa. Semua orang juga tahu kalau saya ini profesinya cuma tukang kayu," kata dia.

Komentar Tuhan ini muncul menyusul permintaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi yang meminta Tuhan berbesar hati untuk mengganti namanya. Hal tersebut diungkapkan Achmad Yamin, Ketua MUI Banyuwangi, pagi tadi.

"Lebih baik diganti, ataupun menambah namanya karena dengan nama yang sekarang hanya akan menimbulkan kontroversi," ujar Yamin. (Baca: MUI Jatim: Nama Tuhan Harus Ditambah atau Diganti)

Selain itu, secara etika, kata "Tuhan" juga tidak etis untuk digunakan sebagai sebuah nama. Ia lalu berharap, dinas terkait memperhatikan masyarakat yang akan memberikan nama kepada anak-anaknya.

"Sebetulnya bisa diantisipasi sejak awal agar tidak menjadi polemik. Kan secara administrasi sudah diketahui jauh-jauh hari, apalagi dia kelahiran 1973," kata Yamin lagi.

Sebelumnya, MUI Jawa Timur sudah mengimbau agar Tuhan mau mengganti namanya. Paling tidak, pria berusia 42 tahun itu perlu menambah nama pada awal atau pada akhir namanya agar tidak mengandung penafsiran yang salah.

Menurut Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Bukhori, nama "Tuhan" dinilai kurang baik secara etika agama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com