Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Merbabu Ancam Habitat Satwa Langka

Kompas.com - 22/08/2015, 10:37 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Hutan perdu di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) merupakan habitat ratusan jenis binatang liar. Termasuk binatang-binatang langka yang dilindungi karena nyaris punah. Kebakaran yang melanda kawasan tersebut bisa mengancam habitat tersebut.

Menurut Kepala Seksi Wilayah II TNGMb Kabupaten Magelang, San Andre Jatmiko, lokasi kebakaran merupakan kawasan rimba yang terletak di sebelah barat Gunung Merbabu. Banyak jenis satwa yang tinggal di lokasi yang dikenal dengan nama kawasan Sabana II itu.

"Kebakaran jelas mengganggu satwa yang tinggal di situ. Ada Lutung, Rek-rekkan (Suruli Jawa), Rusa, Burung Kepodang, kemungkinan juga macan dan elang jawa yang tergolong satwa dilindungi," kata Andre.

Kendati demikian, sejauh ini belum ada laporan adanya migrasi satwa-satwa tersebut. Andre menduga mereka telah masuk ke kawasan hutan pinus yang terletak di bawah lokasi kebakaran. Adapun vegetasi yang terbakar antara lain semak ilalang, akasia, kemlanding gunung, ilalang dan rumput perdu lainnya.

"Mungkin mereka sudah merasa aman di hutan pinus. Kita sudah buat sekat bakar atau parit sekira dua meter di sekitar lokasi agar mencegah api merembet ke sana (hutan pinus)," kata Andre.

Selain mengancam habitat satwa, api yang menghanguskan sekitar 20 kilometer lahan itu juga bisa berdampak pada berkurangnya sumber mata air. Dampak jangka panjangnya, air akan sulit ditemukan di kawasan itu, dan bisa mengancam pasokan air ke area pemukiman warga.

"Dampak jangka panjangnya bisa juga bisa mengurangi sumber mata air," ucap Andre.

Setelah sempat dihentikan Jumat (21/8/2015) sore, upaya pemadaman kebakaran dilanjutkan kembali pada Sabtu pagi ini. Pemadaman dilakukan ratusan petugas gabungan dan relawan.

Sejauh ini, pihak TNGMb belum dapat menghitung luas lahan kebakaran dan penyebabnya sampai api benar-benar berhasil dipadamkan. "Perlu investigasi untuk mengetahui penyebabnya. Sekarang fokus pemadaman dan pencegahan agar kebakaran tidak semakin meluas," kata Andre. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com