Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub: Kereta Api di Sulawesi Akan Lebih Kencang daripada di Jawa

Kompas.com - 13/08/2015, 18:17 WIB
MAKASSAR, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwi Atmoko mengatakan bahwa kereta api yang akan dibangun di Sulawesi akan lebih canggih dibandingkan dengan yang dibangun di Jawa.

"Kereta api ini akan bisa melakukan akselerasi mencapai 200 km per jam dengan kecepatan normal 150 km per jam, lebih kencang dari kereta api di Jawa yang hanya mencapai 120 km per jam," kata Hermanto di Barru, Rabu (12/8/2015).

Kereta dengan lebar rel 1.435 mm ini, lanjut dia, mampu menampung beban hingga 20-22 ton, lebih besar dari kereta api di Jawa yang hanya berdaya angkut 15 ton.

"Ini untuk mengantisipasi kebutuhan di masa depan, 50-100 tahun ke depan," ujar Hermanto.

Proyek Kereta Api Makassar-Parepare ini, menurut dia, adalah program pertama yang menjadi awal megaproyek Trans Sulawesi.

Saat ini, pemerintah telah mulai meratakan tanah di atas lahan yang telah dibebaskan.

"Kami berharap pengerjaan ini bisa berjalan sesuai rencana agar pembantalan bisa segera dilakukan," kata dia.

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Numang mengaku telah berupaya membebaskan lahan warga.

"Kalaupun ada warga yang lahannya belum terbayarkan, ini karena pemilik tanah masih menyelesaikan data administratif yang harus mereka miliki," ujar Agus.

Agus mengharapkan pegawai kereta api direkrut lebih banyak dari warga setempat sehingga kemanfaatannya dapat dirasakan masyarakat sekitar, dan mereka tidak perlu mencari pekerjaan keluar daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com