Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Solo: Menata Kota untuk Rakyat

Kompas.com - 23/07/2015, 15:00 WIB

"Banyak pembeli dan pelanggan belum tahu PKL telah pindah di sini. Namun, sekarang pasar ini semakin ramai pembeli walaupun omzet belum pulih seperti semula," ujarnya.

Kawasan Monumen 45 Banjarsari, yang sebelum penataan sesak dijejali deretan kios PKL, kini lebih rapi. Kios-kios PKL yang awalnya mulai muncul dan dibangun seadanya pasca rusuh Mei 1998 telah dibongkar.

Rumah deret

Pemkot Solo juga gencar menata kawasan kumuh di Bantaran Sungai Pepe. Penataan dilakukan dengan membangun rumah deret serta membuat ruang publik dan taman hijau di pinggir sungai. Instalasi pengolahan limbah komunal dibangun sehingga warga tidak lagi membuang limbah rumah tangganya langsung ke sungai.

Setelah menyelesaikan pembangunan rumah deret untuk 36 keluarga di Kampung Pringgading, Banjarsari, pada 2014, tahun ini Pemkot Solo merampungkan pembangunan rumah deret susun sewa di Keprabon. Dua rumah deret susun sewa berlantai tiga dibangun persis di pinggir Sungai Pepe. Rumah deret ini menggunakan sistem sewa karena dibangun di atas tanah negara.

Rumah deret sewa Keprabon sisi barat berkapasitas 52 unit tempat tinggal di lantai satu dan tiga. Adapun lantai satu digunakan untuk tempat usaha sebanyak 13 kios. Rumah deret sewa sisi timur berkapasitas 18 tempat tinggal di lantai dua dan tiga serta 10 kios di lantai satu. Dua rumah deret itu dibangun dengan anggaran murni APBD Solo tahun 2014 dan 2015 sekitar Rp 15 miliar.

Menurut Rudy, embrio rumah deret lahir pada 1993. Saat itu, Rudy yang menjadi Ketua RT 002 RW 009, Pucang Sawit, bersama warga secara swadaya membangun rumah deret sederhana untuk 10 keluarga dengan ukuran masing-masing 6 meter x 6 meter. Pembangunannya menghabiskan dana total Rp 1,2 juta.

"Rumah deret akan terus dibangun. Sepanjang sungai akan ditata supaya sungai menjadi halaman. Air adalah sumber kehidupan sehingga harus dijaga bersama-sama," ujarnya.

Sadono (63), warga Keprabon, Banjarsari, mengatakan, telah 12 tahun tinggal di rumah petak di pinggir Sungai Pepe. Dengan dibangunnya rumah deret sewa, Sadino mengaku mendapatkan jatah satu unit di lantai tiga. Setiap bulan, penghuni membayar sewa Rp 80.000 untuk lantai tiga dan Rp 100.000 untuk lantai dua. "Saya bisa menjadi hak milik," ujarnya.

Rudy mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah harus diselesaikan pemkot. Selain membangun kembali Pasar Klewer, pemkot harus mengatasi ancaman banjir akibat luapan Sungai Pepe kiriman dari Boyolali. Pemkot didukung pemerintah pusat berencana membangun waduk kecil atau embung di area Bendung Karet Tirtonadi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Juli 2015, di halaman 22 dengan judul "Menata Kota untuk Rakyat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com