Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Mataram: Ikon Wisata Baru Dikembangkan

Kompas.com - 21/07/2015, 15:00 WIB

Keberadaan pohon-pohon pelindung di pinggir-pinggir jalan itu bukan saja menambah estetika, melainkan juga sarana edukasi. Nanang mencontohkan, sebagaimana di Jalan Langko yang banyak tumbuh pohon kenari, lalu di Jalan Pejanggik dengan pohon asam dan beringin, di Jalan Pendidikan dengan pohon mahoni. Apabila ada warga yang tersesat di kawasan tersebut, relatif mudah dilacak dengan mencermati pepohonan yang dominan tumbuh di sana.

"Dalam 1 hektar RTH berpohon juga menghasilkan 600 kilogram oksigen per hari. Manusia membutuhkan rata-rata 0,40 kilogram oksigen per hari. Dengan demikian, dengan 1 hektar RTH dapat menghidupi lebih kurang 1.500 manusia," ujar Nanang.

Pemkot Mataram memproyeksikan, pelestarian pohon-pohon pelindung dan penataan taman dapat menunjang pembentukan ikon wisata baru bagi Mataram. Kota ini baru memiliki sejumlah destinasi, yakni wisata budaya dan religi, wisata belanja, serta wisata kuliner, yang terkenal dengan ayam taliwang dan pelecing kangkung.

Tahun ini dialokasikan dana dari APBD Kota Mataram sekitar Rp 4,1 miliar, antara lain untuk penataan taman, pengadaan pohon pelindung, penataan dekorasi kota, ataupun makam. Fokus penataan paling tidak pada 24 taman dalam skala besar, antara lain Taman Udayana, Taman Sangkareang, Taman Selagalas, dan Taman Pagutan Timur seluas 8,6 hektar. Tiap taman di Mataram terkoneksi dengan jaringan internet.

Pemkot juga menyasar tanah-tanah makam untuk dijadikan RTH. Di Mataram terdapat 84 tempat pemakaman umum (TPU). Nama TPU pun diganti menjadi taman pemakaman umum.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, terkait program Eco District yang merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dan Perancis, dilakukan revitalisasi Kota Tua Ampenan yang merupakan kawasan strategis cagar budaya. Ada dua kota di Indonesia yang dipilih, yakni Mataram dan Bandung, Jabar.

"Diharapkan program ini dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, yang pada tahun 2014 mencapai 429.325 wisatawan," ujar Martawang.

Tokoh masyarakat Kota Mataram Abdul Kadir berpendapat, Pemkot Mataram harus tetap mempertahankan keberadaan RTH. "Jangan mengubah RTH menjadi bangunan," kata Abdul Kadir.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Juli 2015, di halaman 22 dengan judul "Ikon Wisata Baru Dikembangkan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com