Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wali Kota Bandung Tidak Konsisten Tegakkan Perwali"

Kompas.com - 08/07/2015, 15:45 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Puluhan orangtua kembali mendatangi Balai Kota Bandung, Rabu (8/7/2015). Mereka meminta kejelasan tentang peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA-SMP Kota Bandung tahun ajaran 2015-2016.

Para orangtua siswa berdatangan mulai pukul 10.00 WIB. Berbeda dengan kedatangan sebelumnya, kali ini, para orangtua membawa sejumlah poster bertuliskan "Wali Kota Bandung tidak konsisten tegakkan Perwal, kembalikan hak siswa pintar, kembalikan kuota akademik pintar SKTM 20% doang".

Hingga pukul 12.30 WIB, mereka berkerumun di depan kantor Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Salah satu orangtua mencoba menemui Wali Kota. Namun, karena Wali Kota tidak ada, pengunjuk rasa mencoba mendatangi Wakil Wali Kota Oded M Danial.

Gagal bertemu dengan Oded, para orangtua bergerak ke ruangan Sekda Yossi Irianto. Di ruangan Yossi, para orangtua berkumpul sekitar 15 menit. Mereka sempat emosi ketika salah satu staf Sekda Pemkot Bandung menyatakan Yossi tidak ada di tempat.

"Secara struktural siapa yang berada di bawah Sekda?" tutur salah satu pengunjuk rasa.

Staf tersebut menyatakan, Asda (Asisten Daerah) berada di bawah Sekda. Orangtua pun menanyakan nama Asda. Namun, karena staf tidak mengetahuinya, para orangtua terlihat emosi.

"Ini PNS keterima di Pemkot pasti pakai SKTM (surat keterangan tidak mampu) sehingga tidak tahu nama Asda,” tuturnya.

Begitu bergerak ke ruangan Asda, rombongan orangtua bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana. Perdebatan terjadi sekitar 30 menit.

Elih pun menjelaskan perbaikan yang tengah dilakukan Pemkot Bandung. Untuk membuat orangtua tenang, Elih pun bersedia mengundurkan diri dan digantung jika persoalan PPDB Kota Bandung tahun ini tidak terselesaikan.

Mendengar jaminan Elih, para orangtua pun bubar. Selain orangtua, sejumlah siswa terlihat mendampingi orangtuanya berunjuk rasa, seperti Aliffia Muchnita, lulusan SMPN 34 yang berniat masuk ke SMAN 8 sebagai pilihan pertama dan SMAN 22 untuk pilihan kedua.

"Di SMAN 8, passing grade-nya enggak masuk. Terus di pilihan kedua juga tidak masuk, padahal passing grade saya mencukupi dan lebih tinggi dari tahap pertama," ungkapnya.

Ridwan Kamil diprotes terkait kebijakannya soal penerimaan siswa baru yang tidak membatasi kuota bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Dengan cukup menyerahkan surat keterangan tidak mampu (SKTM), siswa dapat diterima di sekolah negeri. [Baca juga: Diprotes soal Penerimaan Siswa Baru, Ridwan Kamil Curhat]


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com