Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga yang Konsumsi Makanan Ternak Berharap Kunjungan Jokowi

Kompas.com - 21/06/2015, 12:36 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

SOE, KOMPAS.com - Ratusan warga Dusun Kuafeu, Desa Kualin, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mengkonsumsi pakan ternak akibat gagal panen, mengharapkan Presiden Joko  Widodo mengunjungi wilayah mereka.

“Di wilayah kami, sekitar 130 kepala keluarga mengkonsumsi putak (pakan ternak). Karena Pak Jokowi adalah presiden kami, maka kami minta Pak Jokowi tolong lihatlah kami dan kunjungi kami di TTS, khususnya Desa Kualin ini," kata Ketua RT 14 Dusun Kuafeu, Domi Toni, usai menerima bantuan dari dua anggota DPD RI, Parlindungan Purba dan Ibrahim Agustinus Medah, Sabtu (20/6/2015) kemarin.

Domi menambahkan pada Pemilihan Presiden 2014 lalu, di tempat pemungutan suara (TPS) mereka pasangan Jokowi-Jusuf Kalla memang. "Pak Jokowi menang telak, sekitar 90 persen memilih Pak Jokowi,” kata dia.

Menurut Domi, jika Jokowi mengunjungi daerahnya, maka dia yakin semua persoalan menyangkut warga yang konsumsi ternak pasti akan beres, karena baginya Jokowi sangat peduli pada warga yang mengalami kesusahan seperti mereka.

“Kami dengar informasi, katanya Pak Jokowi akan datang ke Kupang pada bulan depan (Juli 2015) dan kalau bisa Pak Jokowi bisa mampir ke kampung kami, untuk melihat warganya yang makan putak dan bila perlu ikut merasakan bersama masyarakatnya disini,” kata Domi.

Domi mengatakan, putak itu adalah makanan ternak yang biasa diberikan untuk sapi, babi, kambing dan ayam. Curah hujan yang sedikit, membuat mereka gagal tanam. Tidak ada pilihan bagi warga setempat kecuali makan putak. Kejadian seperti ini baru mereka alami tahun ini.

”Mau tidak mau kami harus makan putak, termasuk anak-anak juga ikutan makan, karena memang makanan pokok kami berupa jagung dan beras kosong," ujar Domi.

Ia menjelaskan, putak diambil dari batang pohon lontar, kemudian dipotong sepanjang 10 sentimeter dan tebal 2 sentimeter. "Lalu direbus sampai matang, setelah itu langsung dimakan,” kata Domi.

Domi pun berharap, bantuan pemerintah pusat melalui kedatangan presiden Jokowi, tentu akan meringankan penderitaan warganya.

Sementara itu warga lainnya, Yoksan Nenabu mengaku, sudah tiga kali mengalami gagal tanam yakni pada Desember 2014, Januari dan Februari 2015. “Saya tiga kali tanam jagung, ubi dan kacang di lahan saya seluas satu hektar, namun gagal akibat tidak ada hujan, sehingga saya mengalami kerugian hingga jutaan rupiah," kata Yoksan.

"Karena gagal, saya lalu menjual laru (minuman dari pohon lontar) dan hasilnya saya pakai untuk beli beras. Jika beras habis, maka saya pun terpaksa makan putak bersama keluarga,” lanjut Yoksan.

Yoksan berharap, pemerintah segera mencari jalan keluar, agar warga yang kekurangan pangan akibat gagal panen mendapat bantuan.

Diberitakan sebelumnya, akibat gagal panen, ratusan warga di Kecamatan Kualin dan Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, NTT, mengonsumsi putak.

Ratusan warga ini berada di lima desa di Kecamatan Kualin, yakni Desa Kualin, Toineke, Tuafanu, Tuapakas, dan Oni, serta dua desa di Kecamatan Amanuban Selatan, yakni Desa Oebelo dan Noemuke. [Baca: Ratusan Warga Makan Makanan Ternak].

Pemerintah pusat juga sudah merespons persoalan itu dengan adanya kunjungan dari Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa di Kecamatan Amanuban Selatan dan Kecamatan Kualin. [Baca: Menteri Sosial Kunjungi Warga yang Makan Pakan Ternak di NTT].

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com