Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tewas, Diduga Tertembak Senjata Polisi

Kompas.com - 14/06/2015, 10:21 WIB

PALU, KOMPAS — Ikhsan (22), warga Kelurahan Tavanjuka, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah, tewas tertembak dalam insiden dengan polisi pada Jumat (12/6), pukul 00.30 Wita. Pihak kepolisian belum memastikan penyebab kematian korban. Namun, dari kesaksian warga dan jenis luka, korban diduga tertembak senjata polisi.

Kepala Kepolisian Resor Palu Ajun Komisaris Besar Basya Radyananda, di Palu, mengatakan, sebelum peristiwa terjadi ada informasi dari anggota Sabhara Kepolisian Daerah Sulteng yang sedang berpatroli. Mereka menyampaikan terjadi pengumpulan massa di perempatan Jalan I Gusti Ngurah Rai, Tavanjuka.

"Mereka melempari mobil-mobil yang lewat dengan batu. Saat laporan itu diterima Polsek Palu Selatan, batu-batu sudah bertebaran di jalan," kata Basya, yang tak bisa memastikan jumlah warga yang berkumpul tersebut.

Mendengar informasi itu, tiga anggota Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Palu Selatan meluncur ke tempat kejadian. Sempat berdialog dengan warga, kata Basya, mereka diserang warga dengan menggunakan parang dari beberapa arah. Brigadir Made Mertayasa mengalami luka parah di bagian kepala, punggung, dan kaki. Kedua polisi lain menderita luka ringan. Made saat ini dirawat di Rumah Sakit Budi Agung Palu.

Terkait kematian Ikhsan, Basya menjelaskan pihaknya belum mengetahui apakah korban tewas pada saat ketiga polisi berada di lokasi kejadian.

"Perlu diingat, sebelum mereka turun sudah ada anggota Sabhara Polda Sulteng. Sebelum itu ada juga operasi dari Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Ditreskrimum Polda Sulteng. Ini akan kami selidiki," ucap Basya yang mengakui ada tembakan peringatan, tetapi tidak mengarah ke kelompok massa.

Namun, berdasarkan keterangan Susilia (32), sepupu Ikhsan yang mengaku berada di lokasi, satu dari tiga polisi menodongkan senjata ke kepala Ikhsan. "Setelah itu, polisi itu menembak Ikhsan dari jarak sekitar 1,5 meter. Satu kali tembakan, Ikhsan langsung tumbang," katanya.

Menurut Susilia, pengeroyokan terhadap ketiga polisi terjadi setelah tumbangnya Ikhsan.

Terkait jenis luka yang mengarah ke tembakan senjata api, Basya menanggapi hal tersebut perlu dianalisis. Dia juga menjawab bahwa penyelidikan akan komprehensif, termasuk terkait keberadaan anggota Polda Sulteng di lokasi sebelum tiga anggota Polsek Palu Selatan terjun.

Basya menyebutkan, tiga polisi membawa dua senjata api jenis revolver ke tempat kejadian. Satu pucuk senjata milik Made diduga direbut warga saat terjadi pengeroyokan.

Bunuh 2 orang

Dari Denpasar dilaporkan, seorang anggota Polri di Polres Bangli, Bali, Brigadir NS (36), ditangkap, lalu diamankan di Rumah Sakit Jiwa Bangli karena diduga membunuh saudara iparnya, Ni Komang Sudiani (35) dan keponakannya, Luh Putu Haristyadewi (7).

Peristiwa tragis itu terjadi di rumah mereka di Desa Apuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Jumat (12/6) pagi. NS diduga menderita gangguan jiwa (skizofrenia) dan pernah mendapat perawatan atas penyakitnya itu.

Kepala Polres Bangli Ajun Komisaris Besar Danang Benny Kuspriandono, yang dihubungi dari Denpasar, membenarkan kejadian itu.

"Sementara ini, dia diobservasi di rumah sakit terlebih dahulu, terkait kondisi penyakitnya. Kami berkoordinasi dengan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Bali mengenai pemeriksaannya lebih lanjut," kata Danang.

Pihak keluarga korban, yang juga keluarga NS, menurut Danang, tidak mengizinkan jenazah Komang dan Putu diotopsi dengan alasan dapat menerima kejadian itu.

Sementara itu, Polisi Militer Kodam XVII/Cenderawasih menahan Bintara Pembina Desa Koramil 1702-10/Kelila Sertu Benekdiktus Umarop pada Jumat kemarin. Benediktus diduga melepaskan tembakan yang mengenai punggung seorang warga sipil bernama Jimmy Winata di kota Kobakma, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kamis lalu.

Data yang dihimpun dari Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Benediktus melepaskan tembakan ke arah punggung korban sekitar pukul 16.00 WIT. Benediktus adalah bintara pembina desa (babinsa) yang bertugas di wilayah Kodim 1702 Jayawijaya. Korban lalu dievakuasi aparat TNI menggunakan helikopter ke rumah sakit.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Inf Teguh Pudji Rahardjo menyatakan, perbuatan Benekdiktus termasuk pelanggaran pidana. Menurut dia, pelaku menembak korban dalam kondisi mabuk. "Saat ini polisi militer masih memeriksanya. Kami juga telah menyita senjata jenis SS1 milik pelaku," kata Teguh.

Teguh menambahkan, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Fransen Siahaan telah mengutus pimpinan Kodim 1702/Jayawijaya untuk menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban. "Seluruh biaya pengobatan korban ditanggung kami," katanya. (vdl/cok/flo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com