Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 11/06/2015, 18:00 WIB
|
EditorCaroline Damanik

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Para korban tragedi tenggelamnya kapal motor Titian Muhibah di Selat Makassar mengungkapkan bahwa mereka terombang-ambing berenang di Selat Makassar selama tiga hari.

“Siang berangkat, malam itu tenggelam lalu saya berenang. Siang, malam lagi, siang, malam lagi, lalu ketemu kapal orang asing. Tiga hari kami berenang sampai ketemu kapal lagi,” kata Rimal, 19 tahun, seorang buruh nelayan, Kamis (11/6/2015).

Rimal mengaku bertekad hidup. Ia selamat berkat mengumpulkan kayu-kayu yang mengapung sepanjang dirinya berenang.

“Kami juga makan dari roti yang mengapung. Tidak minum selama itu,” kata Rimal.

Nawir (45) juga mengungkapkan hal sama. Nelayan ini hanya mengandalkan sebatang bambu sebesar lengan tangan sebagai gantungan hidupnya selama di laut.

“Tiga hari saya berenang hanya dengan bambu saja,” kata Nawir.

“Saya melambai-lambai waktu lihat kapal datang. Saya kira kapal Indonesia. Ternyata kapal orang asing. Tapi mereka baik-baik. Saya dikasih baju dan makan,” kata Nawir.

Sejumlah penumpang juga mengungkap hal sama seperti Nawir dan Rimal. Hingga kini, belum ada keterangan resmi tentang penyebab kapal tenggelam. Korban selamat mengatakan, sepanjang perjalanan Titian Muhibah laut tenang dan ombak tidak begitu tinggi. Hanya saja, saat tragedi terjadi cuaca tengah gerimis.

Diperkirakan sekitar pukul 00.00 hingga 01.00, kapal tiba-tiba terbalik, penumpang panik lantaran minim rompi keselamatan.

“Tiba-tiba terbalik. Tidak tahu sebabnya. Kita langsung lompat ke laut. Saya mengandalkan dua jeriken dan satu papan saja,” kata Hadil (39), salah seorang penumpang yang selamat.

Titian Muhibah dikabarkan tenggelam di Selat Makassar dalam perjalanannya dari Pelabuhan Tanjung Laut di Kota Bontang, Kalimantan Timur, menuju Mamuju, Sulawesi Barat. Kapal kayu ini berangkat dari Bontang pada Senin (8/6/2015) pukul 13.30, diperkirakan membawa lebih dari 70 penumpang dan penuh barang.

Hadil mengatakan, kapal kayu yang ditumpanginya bukan jenis kapal penumpang, melainkan kapal pengangkut barang. Kendati kapal barang, kapal tetap memuat orang sampai lebih dari 70 orang termasuk sekitar 15-an motor. Kapal terbalik namun sebagian korban berhasil diselamatkan kapal perang Amerika Serikat, USS Rushmore, yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi tenggelamnya kapal. Mereka kemudian dijemput Basarnas Balikpapan pada Rabu (10/6/2015) malam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke