Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta Soekarno Berawal dari Rumah Inggit Garnasih

Kompas.com - 08/06/2015, 12:37 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
— Sebuah rumah di Jalan Inggit Garnasih Nomor 174, Ciateul, Kota Bandung, Jawa Barat, adalah saksi awal mula kisah asmara Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Sesuai namanya, rumah ini adalah kediaman Inggit Garnasih, istri pertama Soekarno.

Menurut sejarah yang dikemukakan oleh Romulo, staf Bagian Koleksi Museum Sribaduga, Soekarno muda tiba di Kota Bandung pada Juni 1921 dengan tujuan berkuliah di Technische Hoogeschool te Bandoeng atau yang sekarang dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung.

Melalui rekomendasi HOS Tjokroaminoto, Soekarno muda dititipkan di rumah salah satu saudagar dan anggota pergerakan Syarikat Islam Indonesia, Sanusi. Di rumah Jalan Inggit Garnasih Nomor 174, Ciateul, Kota Bandung, inilah Soekarno berkenalan dengan Garnasih, istri Sanusi.

Satu tahun Soekarno muda tinggal bersama Sanusi dan Garnasih dalam satu rumah kecil dengan 7 ruangan khusus. Akhirnya, bibit cinta terlarang pun tumbuh di antara Sekarno dan Garnasih.

"Dulu Ibu Inggit panggil Bung Karno dengan nama Kusno," tutur Romulo, Senin (8/6/2015).

Disebut terlarang, lanjutnya, lantaran Soekarno saat itu mencintai istri orang lain. Bukan hanya itu, usia Soekarno yang pada saat itu masih berusia 21 tahun terpaut cukup jauh dengan usia Garnasih yang telah mencapai 34 tahun.

Perselingkuhan antara Soekarno muda dan Garnasih mulai tercium oleh Sanusi. Hingga pada tahun 1922, Sanusi pun menceraikan Garnasih dan merelakannya untuk dinikahi oleh Soekarno muda.

Setahun kemudian, pada tanggal 24 Maret 1923 di Bandung, Soekarno akhirnya menikahi Garnasih secara resmi. Surat nikah antara Soekarno dan Garnasih terpajang di salah satu sudut di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih.

Ada hal unik yang tercatat di dalam surat nikah tersebut, yaitu Soekarno dituliskan berusia 24 tahun dan Garnasih ditulis berusia 23 tahun. Padahal, seharusnya Soekarno pada saat itu berusia 22 tahun dan Garnasih berusia 35 tahun.

"Karena ada sebuah kendala, di pengadilan agama pada saat itu tidak memungkinkan istri lebih tua," ujarnya.

Selain karena alasan ikhlas untuk dinikahkan dengan sang Putra Fajar, Sanusi menceraikan Garnasih juga karena alasan lain, yakni menikah kembali dengan seorang perempuan di Medan, Sumatera Utara.

Masa pergerakan

Rumah tangga Soekarno bersama Garnasih berjalan harmonis. Garnasih selalu setia menemani Soekarno dalam pergerakan rakyat hingga akhirnya Soekarno menjadi buronan Pemerintah Kolonial Belanda karena dianggap berbahaya.

Pada masa-masa inilah, Garnasih mendapat nama "Inggit". Karena kecantikannya, di kalangan pemuda beredar ungkapan "Mendapat senyuman dari Garnasih bagai mendapat uang seringgit". Kata ringgit kemudian berubah menjadi Inggit yang kemudian disematkan di depan nama Garnasih.

Inggit Garnasih juga menemani sang Proklamator saat menjalani masa kelam. Pada tanggal 29 Desember 1929, ketika Soekarno berada di Yogyakarta, ia ditangkap dan ditahan di penjara Banceuy. Selain itu, Inggit Garnasih juga menemani Soekarno saat menjalani masa tahanan di penjara Sukamiskin, Bandung.

"Selama dipenjara di Sukamiskin, Ibu Inggit sangat berjasa karena dia yang menyelundupkan berbagai informasi kepada Soekarno tentang perjuangan rakyat," ujar Romulo.

Tidak hanya itu, Inggit Garnasih juga setia menemani lima tahun masa pengasingan Soekarno di Ende, Flores, pada tahun 1932 dan di Bengkulu pada tahun 1937. Keretakan rumah tangga mulai terasa di Bengkulu. Kala itu, Soekarno jatuh cinta kepada muridnya, Fatmawati.

"Sekitar tahun 60-an, Soekarno dan Inggit bercerai," tambah Romulo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com