Menurut Ketua Asosiasi Pengrajin Batu Mulia Trenggalek (Asperbamut), Heru Wijaya, minimnya pemahaman perajin batu akik Trenggalek tentang pentingnya "brand", membuat banyak jenis batu akik asli Trenggalek diklaim oleh daerah lain.
Misalnya batu Panca Warna, Jasper, dan Lumut. "Jenis batu-batu tersebut justru terkenal dengan membawa nama daerah lain di belakangnya," kata Heru, Sabtu (6/6/2015).
Seorang peneliti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kata Heru, pernah melakukan riset geologi di kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur itu sejak tahun 1995. Dalam riset tersebut, peneliti itu menemukan 1.850 jenis batu alam di Trenggalek.
"Ini bukti bahwa di Trenggalek, menyimpan potensi mineral yang luar biasa untuk dikembangkan," ujar Heru lagi.
Melalui festival batu akik yang sudah beberapa kali digelar di Trenggalek, dia berharap, akan membuat pasar batu mulia di wilayah itu semakin bergairah. Selain itu, festival pun akan lebih menguatkan "brand" batu akik khas daerah pegunungan pantai selatan Jawa itu.
Festival yang digelar hingga Minggu (7/6/2015) di area parkir Stadion Manak Sopal Trenggalek itu memamerkan beragam jenis batu akik khas Trenggalek dan daerah lain sekitar Trenggalek. Selain batu akik, juga dijual dan dipamerkan bongkahan batu alam dengan berbagai jenis dan corak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.