Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bengkulu Anggarkan Rp 250 Juta demi Bunga Rafflesia

Kompas.com - 05/06/2015, 11:42 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Bengkulu menganggarkan dana sebesar Rp 250 juta di APBD Perubahan 2015 untuk merevitalisasi bunga rafflesia.

"Selama ini sulit bagi wisatawan untuk melihat secara langsung bunga rafflesia, tumbuhan khas Bengkulu itu, wisatawan harus masuk jauh ke dalam hutan, kami akan anggarkan Rp 250 juta bagaimana bunga itu bisa hidup di dalam Kota Bengkulu," kata Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah, Jumat (5/6/2015). Gubernur berbicara dalam acara pengukuhan The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ), atau komunitas wartawan lingkungan hidup, simpul Bengkulu.

Selama ini, kata dia, memang ada beberapa individu yang merawat dan peduli pada bunga rafflesi. Pemprov Bengkulu lantas mengupayakan agar kawasan itu didukung dengan bangunan sederhana, namun layak untuk pengunjung.

"Kita dirikan rumah atau semacam homestay bagi wisatawan yang memang ingin melihat bunga rafflesia langsung di hutan," kata Gubernur.

Selama ini, hampir 46 tahun bunga rafflesia memang seolah tak terperhatikan. Padahal, tumbuhan tersebut merupakan ikon Bengkulu. Bunga rafflesia ternyata memiliki empat jenis, pertama, Rafflesia Arnoldi, bunga ini sangat populer, sangat banyak ditemukan di hutan Bengkulu, paling sering mekar dan sangat dikenal oleh masyarakat.

Bunga ini pertama kali ditemukan oleh Sir Stamford Raffles dan Dr Joseph Arnold pada 1818 di Desa Pulo Lebar, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan. Rafflesia Arnoldi merupakan jenis terbesar di dunia dengan diameter 70-110 cm.

Jenis ini juga dijuluki juga sebagai patma raksasa dan mendapat predikat sebagai puspa langka nasional melalui Keppres nomor 4 tahun 1993.

Jenis kedua, Rafflesia Gadutensis Meijer. Jenis ini dapat ditemukan di sisi barat pegunungan Bukit Barisan tepatnya di Kabupaten Mukomuko, dan Bengkulu Utara, memiliki diameter 40-60 cm.

Gadutensis berasal dari kata ulu gadut yaitu satu nama bukit di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Jenis ini digambarkan oleh Meijer 1984. Bunga ini pertama kali ditemukan di Dusun Lama, Desa Talang Baru, Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko.

Jenis ketiga adalah Rafflesia Hasselti Suringar, merupakan jenis rafflesia yang paling cantik. Jenis ini digambarkan oleh Suringar 1897. Rafflesia ini memiliki pola bercak dan warna di helai bunga, oleh penduduk lokal jenis ini sering dinamakan cendawan merah-putih, atau cendawan harimau (Zuhud dkk, 1998).

Jenis ini memiliki diameter 35-70 cm. Jenis ini dapat dijumpai yaitu di perbatasan antara Ketenong II, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.

Jenis keempat yakni, Rafflesia Bengkulunensis (Agus Susatya, Arianto dan Mat-salleh 2005). Jenis ini membawa nama Bengkulu untuk menghormati Bengkulu sebagai lokasi pertama kali jenis ini dideskripsikan. Ini merupakan jenis baru dari Indonesia dengan diameter 50-55 cm.

Mempunyai sebaran geografis terbatas di lembah Talang Tais atau wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Tais, Kabupaten Seluma, terletak di sebelah barat laut Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com