Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Pendaki Gunung Merapi adalah Pendaki Pemula

Kompas.com - 29/05/2015, 13:50 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
- Jalur yang tidak begitu berat dinilai membuat para pendaki pemula berpandangan bahwa pendakian Gunung Merapi merupakan aktivitas "ngepop". Pemikiran inilah yang akan coba diubah oleh Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) melalui edukasi serta memperketat izin pendakian.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) TNGM, Tri Atmojo, mengatakan berdasarkan data di basecamp, selama ini, sebagian besar pendaki yang melakukan pendakian ke Gunung Merapi adalah pemula. Bahkan, masih status pelajar.

"Sebagian besar yang mendaki Gunung Merapi, pelajar atau pendaki pemula," ucap Kepala Sub Bagian Tata Usaha (TU) TNGM, Tri Atmojo, Jumat (29/5/2015).

Tri mengungkapkan, jalur pendakian Merapi tergolong tidak berat sehingga dipandang sebagai aktivitas "ngepop". Menurut dia, para pendaki pemula ini mendaki hanya untuk gaya-gayaan.

Akhirnya, beberapa pendaki datang tanpa perlengkapan standar. Mereka hanya mengenakan sandal, celana jeans, bahkan dengan logistik yang pas-pasan. Mereka juga sebagian tidak memiliki skill atau pengetahuan tentang aktivitas mendaki gunung.

"Karena dipandang 'ngepop', naik ya hanya sandal jepit, celana jeans, logistik juga pas-pasan lalu beranggapan menaklukan Gunung Merapi padahal anggapan itu tidaklah benar," tegasnya.

Tri menegaskan, aktivitas pendakian, meski jalurnya tergolong tidak berat, tidak bertujuan untuk gaya-gayaan. Gunung itu adalah tempat belajar mencintai alam, belajar tentang alam, dan bukan justru ingin menaklukan alam itu sendiri.

"Kondisi alam tidak bisa ditebak jadi yang dibutuhkan bukan hanya kenekatan. Tapi butuh skill dan pengetahuan, baik tentang navigasi darat, survival, dan manajemen logistik. Bahkan perlu tahu juga karakteristik medan yang akan didaki," ucapnya.

Untuk mengubah mindset para pendaki, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) akan memperketat izin pendakian.

"Sedang kita godok, misalnya ketahuan naik pakai sandal jepit akan langsung disuruh pulang, logistik mereka juga akan dicek. Tidak standar tak diizinkan naik," tandasnya.

Selain itu juga, sedang direncanakan mengadakan seminar atau acara diskusi soal aktivitas pendakian.

"Mulai dari basecamp akan diedukasi. Rencananya kita akan adakan semacam seminar atau diskusi juga, tapi ini masih kita bahas dulu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com