Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Geliat Prostitusi di Tasikmalaya (1)

Kompas.com - 29/05/2015, 12:30 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis


TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Fenomena dunia malam dan bisnis prostitusi terselubung mulai marak di Kota Tasikmalaya. Dalam praktiknya mereka memang tak secara terang-terangan menjajakan dirinya ke para hidung belang di wilayah yang dikenal sebagai kota santri itu.

Sejumlah sarana tempat hiburan dipakai sebagai ajang pertemuan sekaligus transaksi bagi mereka dengan para pelanggannya.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, sejumlah cara dilakukan para perempuan malam tersebut, mulai dari ikut nongkrong layaknya anggota klub motor di tiap-tiap jalan kota, menjadi pemandu lagu di tempat karaoke keluarga, sampai mengaku mahasiswi dan tinggal di rumah-rumah kos di dekat kampus di wilayah tersebut.

Salah satu wilayah yang marak dengan geliat prostitusi ini adalah sebuah jalan di belakang Kantor Pos sampai depan Kantor PLN Kota Tasikmalaya. Di daerah ini, hampir tiap malam terlihat gerombolan muda-mudi bermotor yang sengaja nongkrong di sepanjang jalan tersebut.

Dalam tiap gerombolan terdapat dua atau tiga gadis muda usia belasan tahun. Tak terlihat berdandan menor, tapi mereka siap diajak kencan oleh pelanggannya yang melewati jalan tersebut.

“Kita lagi nongkrong, tapi kalau niat mau itu, ayo,” ungkap R (17), salah seorang gadis muda yang mengaku tiap hari nongkrong di wilayah tersebut untuk mencari pelanggan ditemani beberapa orang teman prianya, Senin (25/5/2015).

Tanpa malu-malu, R pun menuturkan alasan dirinya terjerumus ke dunia malam. Alasan klasik pun muncul dari R terkait kondisi ekonomi keluarganya dan pergaulannya yang membawanya ke dunia malam ini.

R yang berperawakan langsing dan berkulit putih tersebut mengaku dirinya hanya salah satu gadis yang diajak kencan secara terang-terangan di jalan. Ia mengaku masih banyak teman-teman sebaya dan seprofesinya yang bisa diajak kencan.

“Nah, ini teman-teman saya banyak, tinggal pilih,” ungkapnya sembari menunjukkan kontak BBM-nya yang berisi teman-teman seprofesinya.

“Kalau mereka mah nunggu ada kontak, kalau saya nongkrong di sini,” ungkap gadis berkaos putih dan bercelana jeans dengan rambut sebahu itu.

Selain itu, mereka akan langsung bercakap-cakap tentang tarif yang dipatok sekali kencan. Jawaban mencengangkan pun muncul darinya, tarif paling rendah yang dipasangnya adalah Rp 20.000.

“Saya tak patok harga, bagaimana lelakinya saja. Pernah hanya dibayar untuk beli rokok saja Rp 20.000. Biasanya rata-rata Rp 200.000 sekali kencan,” kata dia.

R pun memberikan sedikit rahasia untuk membedakan gadis nongkrong yang bisa diajak kencan atau tidak. Salah satunya adalah saat diberikan senyum oleh lelaki yang menatapnya langsung membalas senyuman tersebut.

“Nah, itu bisa langsung diajak ngobrol lanjut,” pungkasnya.


Bersambung: Sengaja Mengaku Mahasiswi agar Tarif Lebih Tinggi (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com