Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua-Tiga Hari Lagi, Pembersihan Ceceran Minyak di Teluk Penyu Ditargetkan Selesai

Kompas.com - 26/05/2015, 20:30 WIB

CILACAP, KOMPAS — PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap hingga Selasa (26/5) terus melanjutkan upaya pembersihan ceceran minyak mentah yang sebelumnya mencemari kawasan pantai wisata Teluk Penyu di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pembersihan menggunakan media penyerap minyak tersebut ditargetkan selesai dalam tiga hari ke depan.

Berdasarkan pantauan Kompas, para pekerja Pertamina dibantu ratusan nelayan mengumpulkan sisa media penyerap minyak (oil absorbent) yang sudah mengikat ceceran minyak mentah. Sisa-sisa media yang berbentuk seperti serbuk kayu tersebut berwarna hitam pekat.

Nelayan menyapu sisa-sisa partikel tersebut, lalu mengumpulkannya di tepi pantai untuk dimasukkan ke dalam karung. Masih tercium bau minyak menyengat dari dalam karung-karung berisi sisa partikel penyerap minyak bercampur pasir pantai berwarna hitam pekat tersebut.

General Affairs Manager PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap Eko Hernanto mengatakan, selain menyebar partikel penyerap minyak, upaya pembersihan yang dilakukan adalah dengan pemasangan oil spill boom untuk melokalisasi ceceran minyak dan penyemprotan oil dispersant. Selain itu, juga dilakukan perbaikan sambungan pipa karet oleh tim penyelam.

Eko mengatakan, saat ini paparan minyak sudah jauh berkurang ketimbang hari Senin. "Kami belum berani menyatakan 100 persen tertangani, tetapi mungkin sudah 99 persen. Sekarang kami masih terus mengumpulkan sisa-sisa minyak dengan oil absorbent," ucapnya.

Menurut Eko, fokus perhatian Pertamina saat ini adalah mengembalikan kondisi pantai yang merupakan destinasi wisata utama Cilacap tersebut pada kondisi semula. Seperti pada hari Senin, upaya pembersihan dilakukan hingga tengah malam. Dia berharap, jika cuaca cerah dan tidak ada angin kencang, ditargetkan 2-3 hari pembersihan selesai.

Dikembalikan ke kilang

Sebelumnya, sejak Minggu malam, ceceran minyak memenuhi kawasan Pantai Teluk Penyu. Ceceran tersebut akibat rembesan kebocoran pipa single point mooring (SPM) milik PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap. Kebocoran terjadi pada Rabu (20/5) malam saat proses bongkar muat minyak melalui fasilitas SPM Pertamina yang terletak sekitar 25 kilometer lepas pantai Cilacap.

Eko mengatakan, dari total 14.000 liter minyak mentah yang merembes keluar dari pipa, 13.000 liter lebih sudah berhasil disedot. Sementara sisanya, sekitar 800 liter, masih tercecer, tetapi sebagian besar telah dilokalisasi. Akibat gelombang laut, ceceran itu terbawa ke tepian.

Sementara itu, ratusan tong dan ember berisi minyak bercampur air laut yang pada hari Senin dikumpulkan oleh warga dan nelayan sudah diambil oleh Pertamina. Menurut Eko, minyak-minyak yang bercampur air tersebut akan dikembalikan ke kilang setelah sebelumnya diproses melalui separator. Alat tersebut memisahkan minyak dari air.

Data Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, sejak tahun 2000 telah terjadi 12 kali peristiwa tumpahan dan kebocoran minyak berskala kecil dan besar. Pelaksana Tugas Ketua HNSI Cilacap Indon Tjahjono tetap berkeras meminta kompensasi dari pihak Pertamina. Mereka minta ganti rugi Rp 100.000 per hari per nelayan untuk jangka waktu dua minggu. Dengan jumlah nelayan di Cilacap yang terdaftar di HNSI sekitar 17.000 orang, nilai ganti rugi yang dituntut Rp 2,3 miliar.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Cilacap Adjar Mugiono mengatakan, Pertamina harus segera membersihkan ceceran minyak yang mencemari perairan selatan Cilacap. Jika tidak secepatnya dibersihkan, dipastikan berdampak buruk pada lingkungan.

Ekosistem laut yang rusak, lanjut dia, akan mengganggu produksi ikan di perairan laut selatan. Terlebih kawasan sekitar Nusakambangan merupakan tempat pemijahan berbagai biota laut. Sesuai dengan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan, Pertamina bertanggung jawab penuh sesegera mungkin membersihkan ceceran minyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com