Sofian mengaku membeli beras ini dari sebuah warung. Ia mulai curiga saat beras tersebut dimasak. Nasi yang dimasak dari beras tersebut bentuknya lembek, tidak sama dengan nasi yang biasa dia makan sehari-hari. Apalagi, saat sarapan pagi tadi, anak-anak Sofian mengeluh kalau nasinya tidak enak.
"Sebelumnya enggak pernah seperti ini. Pas sarapan anak-anak bilang 'kok nggak enak ini'. Dalam hati saya, masak beras plastik itu ini?" kata Sofian.
Sahrah, ibu Sofian kemudian melaporkan kejadian itu kepada kader posyandu dan ditindaklanjuti oleh lurah setempat. Lurah Dasan Agung Hambali bersama Babinkamtibmas yang sempat mencicipi beras tersebut mengatakan, rasanya seperti nasi yang belum matang.
Selain mencicipi nasi, Babinkamtibmas Dasan Agung Bripka A Yani juga mencoba membakar dua sampel nasi lalu membedakannya aromanya. Hasilnya kedua sampel nasi tersebut memiliki aroma yang berbeda.
Meski demikian, pihaknya belum berani mengambil kesimpulan apakah beras yang dimaksud terindikasi sebagai beras plastik atau bukan. Sampel beras dan nasi tersebut kemudian dibawa petugas kepolisian ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Kota Mataram untuk diteliti lebih lanjut.
"Untuk saat ini akan kita bawa sampelnya ke BPOM. BPOM yang akan tentukan, apakah terindikasi beras plastik atau bukan," kata Lurah Dasan Agung Hambali.