Para aktivis lingkungan dari sejumlah elemen seperti Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan (KJPL) Indonesia, Komunitas Nol Sampah, dan Rakyat Miskin Indonesia (Ramisin) itu menggelar aksi protes di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Senin (18/5/2015).
Aksi itu untuk menyelamatkan 24 pohon asem yang masih tersisa di Wringinanom. "Sekarang hanya ada 24 pohon asem, sisanya sudah dibabat habis, padahal usianya sudah sangat tua, dan diameter pohon sudah mencapai 1 sampai 1,5 meter," kata Direktur Ecoton, Prigi Arisandi.
Pohon asem, kata dia, sangat bermanfaat untuk sarana resapan air, dan menyerap polusi kendaraan dan polusi pabrik di kawasan perbatasan sebelah timur antara Surabaya dan Gresik itu. "Gubernur harus lebih bijak dalam melakukan kebijakan pembangunan infrastruktur dan lingkungan," kata dia.
Dalam aksinya, para aktivis lingkungan menyertakan siswa didik sekolah lingkungan. Mereka juga menulis surat kepada Gubernur Jatim agar menghentikan rencana penebangan 24 pohon asam yang masih tersisa. "Lebih baik pohon-pohon itu dipindah ke bantaran sungai Kali Surabaya agar tetap berfungsi sebagai pengendali polusi udara di wilayah kami," kata Sofi Azilan Aini, siswi SMPN 1 Wringinanom, yang turut dalam aksi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.