Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Menteri Susi, dari Pesawat Pribadi hingga Berenang di Laut

Kompas.com - 11/05/2015, 10:16 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

TALAUD, KOMPAS.com — Tingkah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selalu saja tak terduga, termasuk saat dia bersama beberapa pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengunjungi Pulau Intata, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

"Susi diundang oleh Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip untuk menghadiri Festival Mane'e yang digelar di pulau terluar itu pada Kamis 7 Mei," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Talaud, Erwin Tamatompo, Senin (11/5/2015).

Kedatangan Susi di ibu kota Talaud, Melonguane, pada Rabu (6/5/2015), sudah membuat sebagian panitia terkejut. Sebab, Susi menumpangi pesawat pribadi dengan nomor penerbangan PK-BVX yang bertuliskan Susi VIP. Pesawat kecil itu diawaki oleh pilot dan kopilot asing yang membuat sebagian panitia penjemputan berdecak kagum.

Saat selesai beristirahat di Pendopo Bupati, Susi tiba-tiba memilih untuk menginap di KRI Kerapu yang baru saja tiba dan bersandar di Dermaga Melonguane. Padahal, panitia telah menyediakan penginapan bagi Susi di Pendopo Bupati. Di Melongunae, memang belum tersedia hotel.

Selanjutnya, berdasarkan jadwal, semula Susi seharusnya berangkat ke Intata pada pagi hari, tetapi ia malah memilih bertolak dengan KRI Kerapu saat tengah malam. Sontak hal itu membuat Bupati Talaud dan unsur pimpinan daerah lainnya harus bergegas malam itu juga untuk bertolak ke Intata dengan menggunakan speed boat.

Sementara itu, ribuan warga yang antusias mengikuti Festival Mane'e dan menumpangi kapal komersial yang disewa Pemkab Talaud baru bertolak dari Melonguane pada Kamis (7/5/2015) dini hari.

Perbedaan kecepatan dan waktu berangkat yang jauh antara KRI Kerapu dan kapal komersial membuat warga baru tiba pada siang hari di Intata. Sementara itu, Susi telah berada di sana sejak dini hari.

Mane'e adalah sebuah kearifan lokal warga Kakorotan-Intata dalam menangkap ikan dengan menggunakan janur kelapa yang diikat di tali hutan yang disebut sami. Dalam festival kali ini, sami yang disediakan sepanjang 3,5 kilometer. Sami itu ditebar oleh ratusan warga Kakorotan-Intata saat air mulai surut dan ditarik membentuk lingkaran kecil saat puncak surut.

Pada saat puncak itulah, ribuan ikan terjebak dalam lingkaran sami dan siap dipanen bersama-sama. Selama menunggu puncak Mane'e, Susi menyempatkan diri mengunjungi Pulau Malo, sebuah pulau di Kecamatan Nanusa yang tak berpenghuni dan mempunyai keindahan alam dengan pasir putihnya.

Saat kembali ke Intata dan menunggu tahapan Mane'e selesai, tanpa diduga, Susi melompat dari atas perahu dan berenang bersama cucunya yang ikut bersama rombongan. "Kami semua kaget, Ibu Menteri tanpa diduga melompat berenang, dia benar-benar menikmati keindahan dan kejernihan air di Intata," kata Erwin.

Tidak hanya itu, kehebohan Susi berlanjut saat dia ikut berjoget dengan warga diiringi oleh musik elektone. Menteri yang energik ini juga melanjutkan aksinya dengan bernyanyi. Kehebohan lain terjadi saat Susi dipersilakan mengambil ikan pertama dari ribuan ikan yang sudah terkurung di sami.

Bukannya menyendok ikan dengan alat penangkap ikan yang dipegangnya, Susi malah mengejar ikan-ikan itu sambil memukulkannya beberapa kali. Sontak ribuan ikan yang semula tenang menjadi liar dan menabrak ke sana-sini.

Protokoler dan panitia pun dibuat sibuk menghadapi tingkah Susi karena secara bersamaan ribuan warga yang hadir ikut menyerbu ke dalam sami dan berebutan menangkap ikan. "Ini merupakan kearifan lokal yang luar biasa, dan saya pikir ini mesti terus kita jaga dan kampanyekan dan ini sebuah festival yang pantas mendapat promosi wisata secara luas," kata Susi.

Sebelumnya, Susi juga menjanjikan pembangunan di lima wilayah pulau terluar dengan fasilitas yang terintegrasi, seperti alat tangkap, mesin es, penampungan, kapal tangkap, kapal pemroses, juga politeknik perikanan.

"Talaud dan Sangihe juga akan mendapat fasilitas itu. Tahun ini ada Rp 50 miliar dan tahun depan juga Rp 50 miliar, tetapi 60 persen untuk nelayan tangkap dan budi daya," ujar Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com