Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"May Day", Ganjar Ngopi dan Dengarkan Curhat Buruh

Kompas.com - 01/05/2015, 13:58 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempunyai cara memperingati Hari Buruh atau May Day pada 2015. Ganjar bersama dengan ribuan buruh menggelar jalan sehat, yang kemudian dilanjutkan dengan ngopi bersama.

Dalam kegiatan ngopi yang dikemas dengan dialog itu, Ganjar mengajak dialog buruh dari hati ke hati. Dia pun mendengarkan curhatan buruh dalam forum tersebut. Ganjar mengawali dialog dengan menyentil sikap buruh yang dalam peringatan buruh selalu melakukan aksi demonstrasi.

"Saya heran, mengapa buruh harus demo? Saya ingin bantu bapak-ibu semua. Kalau isu yang dibawa selalu adalah kenaikan upah, mengapa tidak dibicarakan secara baik-baik saja," kata Ganjar, di sela ngopi bareng perwakilan buruh di Museum Karma Wibangga Kompleks Candi Borobudur, Jumat (1/5/2015).

Menurut Ganjar, perayaan May Day tidak harus dilaksanakan dengan demo. Hal tersebut mengacu pertanyaan Ganjar pada May Day tahun sebelumnya, mengapa mereka berdemo. Kata Ganjar, buruh bilang demo karena tidak ada kerjaan.

Ganjar lantas meminta agar suara buruh disuarakan dalam dialog. Namun, upaya tersebut ternyata kerap ditolak karena jalan dialog dinilai masih tidak menyelesaikan masalah.

"Saya masih terus cari solusi ini. Saya bicara agar bapak-ibu yang belum kerja agar bisa masuk kerja secara informal. Di Jateng, yang tidak bekerja itu satu juta. Itu pekerjaan rumah saya, hingga wanen (uban) mikir itu," ucap Ganjar, yang sebagian rambutnya berwarna putih tersebut.

Soal buruh, Ganjar mengaku telah berbicara secara khusus kepada Presiden dan Menteri Ketenagakerjaan. Pemerintah juga akan membangun rusunawa bagi buruh di Tempuran, Kabupaten Magelang dan di Boyolali. Pembangunan tersebut akan mengakomodasi mahalnya biaya ongkos akomodasi sewa rumah.

Tugas pemerintah saat ini, lanjut Ganjar, adalah mencari lahan untuk membangun rusunawa di tiap daerah. "Saya akan memulai, meski itu tidak bisa cepat. Saya akan cari tanah yang kosong, nanti dibangun Rusunawa. Kini, saya baru cari solusi transportasi, nanti optimalisasi kawasan industri dan CSR agar mau beli bus," ujarnya.

Dalam dialog itu, buruh menyuarakan soal upah, perumahan buruh, transportasi, hingga pendidikan anak buruh.

Supriyadi, buruh dari PT Johar Tect Magelang mengatakan bahwa perumahan khusus buruh tidak berjalan efektif. Terlebih, di Karanganyar, perumahan khsusu buruh sudah ada, namun tempatnya tidak strategis.

"Dulu masuknya DP tiga juta, angsuran perbulan Rp 350.000, itu tidak laku karena jauh dari jalan raya. Kalau bangun, ya minta tolong agar strategis, mudah jangkauan transportasi," ujar Supriyadi.

Secara umum, pada peringatan May Day itu, buruh di Kabupaten Magelang meminta enam permintaan, yakni menolak outsourcing, menolak kenaikan upah buruh dalam dua atau lima tahun sekali, memasukkan buruh dalam keikutsertaan anggota Badan Penyelenggara Jaminan Keshatan (BPJS). Selain itu, buruh meminta agar para guru honorer diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), meningkatkan kesejahteraan perangkat desa dan meminta pemerintah jangan naik turunkan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com