Salah seorang petani Waelengga, Agustinus Nggose kepada Kompas.com, Selasa malam menjelaskan, hama semut hitam sudah hampir lima tahun menyerang areal persawahan Waelengga. Hama ini menyerang padi yang sudah siap panen. Semut tersebut menyerang bulir-bulir padi dengan air liur atau kencing.
“Kemarin saya panen padi di persawahan Waelengga dan bulir padi berwarna hitam. Jika sudah warna hitam maka berasnya bisa patah-patah dan rasa nasi setelah dimasak pahit. Semua petani mengalami kerugian dari hama semut hutam tersebut,” jelasnya.
Nggose meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui instansi terkait memperhatikan masalah yang dialami petani. Saat ini belum ada upaya pemberantasan hama tersebut. Instansi yang berkompoten dalam bidang pertanian diminta meneliti hama tersebut.
“Saat ini petani belum menemukan pestisida untuk memberantas hama tersebut. Para penyuluh harus turun ke sawah untuk mencari penyebab hama tersebut serta memberikan penyuluhan kepada petani. Semoga siapa yg berprofesi dan punya keahlian bisa membantu para petani,” harapnya.
Petani lain, Elmiance Baos mengungkapkan, akibat semut hitam, beberapa petani gagal panen.
“Kiranya permasalahan hama ini bisa diatasi di musim tanam ke depannya sehingga hama semut hitam bisa diberantas,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.