Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hama Keong Mas Serang Puluhan Hektar Padi di Semarang

Kompas.com - 18/04/2015, 14:02 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Puluhan hektar tanaman padi di Ambarawa, Kabupaten Semarang diserang hama keong mas. Akibatnya, tanaman padi yang rata-rata masih berumur 20 hari ini berwarna kuning, dan tumbuh tidak normal.

Hama keong mas ini cepat menyebar, apalagi beberapa bulan ini intensitas hujan masih tergolong tinggi. Para petani mengaku kewalahan membasmi hama keong mas ini meskipun sudah menggunakan obat-obatan kimia.

Demi mengurangi populasi keong mas ini, satu-satunya cara adalah dengan dipungut. Padahal pertumbuhan keong mas ini sangat cepat. Biasanya keong mas yang menempel di batang tanaman ini sekali bertelor jumlahnya mencapai sekitar 300 butir.

"Kalau keongnya sudah nempel, lalu batangnya kuning. Disemprot juga tak mempan. Padahal sekali bertelor itu ada ratusan. ya hanya dipunguti itu saja caranya," kata Sri Joyo (50), warga Pojoksari, Ambarawa.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Urip Triyoga mengatakan, serangan hama keong mas di Ambarawa masih dalam batas ambang. Biasanya hama keong mas muncul menjelang musim pancaroba. Meski demikian pihknya tetap mewaspadai fenomena ini.

"Tetap kita pantau, kalau melebihi batas ambang nanti kita baru akan turun tangan. Sejauh ini petani masih bisa mengatasi," kata Urip, Sabtu (18/4/2015).

Salah satu cara konvensional yang dilakukan para petani guna membasmi hama keong mas, lanjut Urip, yakni dengan menanam batang-batang kayu atau bambu disela tanaman padi. Setelah ditanami batang-batang kayu, keong mas biasanya akan muncul dan naik ke batang tersebut.

"Kalau sudah naik ke batang kayu, petani lebih mudah memungutnya. Termsuk telor-telornya itu kan menempel di situ. Tinggal dicabut saja bambunya, keong dan telornya bisa dibuang," kata Urip.

Urip menambahkan, hingga saat ini belum ada obat-obatan kimia yang bisa membasmi hama keong mas ini. "Kalau disemprot juga gak mungkin. Biasnaya ini tidak lama. Tidak akan sampai mengganggu produksi (padi)," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com