Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Pemerkosaan Gadis Penyandang Disabilitas, Korban Lupa Diberi Obat

Kompas.com - 16/04/2015, 12:51 WIB
Kontributor Bireuen, Desi Safnita Saifan

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com - Sidang perdana kasus pemerkosaan yang dialami As (24), digelar secara tertutup di PN Bireuen, Kamis (16/4/2015), sekitar pukul 11.00 WIB. As adalah warga Desa Geulanggang Teungah, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh, yang menjadi korban pemerkosaan pada 7 September 2014 lalu. 

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, terduga pelaku berinisial MF itu disidang dalam ruangan tertutup yang dihadiri tiga hakim yang diketuai Muzakkir, satu panitera, lima orang saksi dan korban.

Kakak laki-laki korban, Efendi, mengaku, surat panggilan sidang sudah mereka terima sekitar dua hari lalu. Namun, kondisi As disebutkan sedikit terganggu. ”Dia mengaku tertekan karena ia sudah berusaha untuk melupakan tragedi itu. Namun terpaksa ia mengingatnya lagi untuk menghadapi sidang ini,” kata Efendi.

Keluarga As pun mengaku was-was karena korban sempat mengeluh tentang kondisi kesehatannya sebelum persidangan. ”Walaupun secara psikis kondisi kejiwaannya tidak terganggu, tapi korban penyandang disabilitas. Maunya kami selaku keluarga diberi kesempatan satu orang untuk mendampingi,” tutur Nurhayati, kakak ipar korban.

Kekhawatirannya bukan tak beralasan, mengingat As memiliki riwayat penyakit kejang-kejang apalagi dalam kondisi tertekan. “Persidangan seperti ini baru sekali dialaminya. Bagaimana kami tidak khawatir kondisinya di dalam seperti apa,” tambah Nurhayati.

Kendati stok obat untuk As dibawa oleh keluarganya, sebelum masuk ke ruang sidang mereka mengaku lupa memberinya, karena tak menyangka proses sidang berjalan tertutup.

Ditambah keluarga korban tak mampu menyewa seorang pengacara, sedangkan terduga pelaku didampingi pengacaranya di ruang sidang.  ”Kami berdoa tak henti-hentinya. Karena ini pertama kalinya ia bertemu lagi sama MF terakhir setelah rekontruksi beberapa bulan lalu,” tandas dia.

Terduga pelaku dapat dukungan 
Sementara itu, puluhan pegawai maupun honorer yang bekerja di RSUD dr Fauziah Bireuen, hadir memberikan dukungan kepada MF. Mereka mengaku sebelum ada putusan hakim yang menyebutkan MF bersalah, maka mereka akan terus memberikan dukungan secara moral.

”Kami datang bukan dipaksa atau dikoordinir. Tapi murni inisiatif kami sendiri setelah tahu hari ini sidang MF perdana digelar,” ungkap seorang petugas medis yang engga menyebut identitasnya itu.

Dia bersama puluhan rekannya yang menggunakan seragam batik merah, datang sejak pukul 10.30 WIB guna menyemangati MF dan keluarganya yang juga turut hadir.

Diakui, sosok MF selama setahun terakhir ia magang pada rumah sakit itu, dia dikenal santun dan pekerja keras. ”Sikapnya juga bersahabat dan dia dikenal luas oleh pekerja di RSUD dr Fauziah. Makanya kami ingin memberi dukungan sampai palu hakim menjatuhkan vonis dia bersalah atau tidak,” tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com