Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mati Listrik di Jayapura, UN Stop 20 Menit

Kompas.com - 13/04/2015, 19:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan ujian nasional berbasis kertas ataupun komputer pada jenjang SMA/MA/SMK pada hari pertama secara umum berlangsung lancar. Hanya, dari Jayapura, Papua, dilaporkan, penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer di SMK Negeri 2 sempat terhenti 10-20 menit karena terkena pemadaman listrik. Padahal, waktu ujian hampir berakhir. Namun, data hasil pekerjaan para peserta tidak ada yang hilang karena tersimpan di hard disk.

Hal ini dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Senin (13/4), di Jakarta, seusai meninjau persiapan ujian nasional (UN) di SMKN 20, SMKN 28, SMA Bakti Idhata, dan SLB Negeri 01 Lebak Bulus sejak pukul 05.00. "Tidak ada masalah. Memang ujian harus terhenti dulu, tetapi waktunya tidak berkurang dan hasil kerjaan anak-anak tidak hilang. Begitu listrik hidup, bisa kerja lagi," ujarnya.

Anies yang didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Furqon serta Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud Nizam meninjau distribusi naskah soal di SMKN 20. Pagi itu, sekolah yang menjadi rayon khusus SMK wilayah Jakarta Selatan tersebut sudah ramai oleh kepala sekolah dan panitia pelaksana UN yang antre mengambil amplop naskah soal. Di sekolah itu, Anies berpesan kepada para guru dan panitia agar menjaga integritas sekolah dengan menegakkan kejujuran saat UN.

Anies meminta masyarakat segera melaporkan jika mengetahui ada kecurangan dalam UN. Ia berjanji akan melindungi pelapor. Ia menilai kecurangan saat UN merupakan dampak dari ketakutan orang-orang jujur untuk mengungkap kasus itu. Orang jujur malah lebih banyak diam. "Orang baik memilih diam dan mendiamkan. Sekarang sudah saatnya laporkan dan lawan. Kalau dulu pelapor dikucilkan, sekarang saya panggil," katanya.

Dibagi 2-3 sesi

Setelah meninjau SMKN 20, Anies melanjutkan peninjauan ke SMKN 28 yang terletak di belakang SMKN 20. Ia meninjau ruangan yang akan digunakan untuk pelaksanaan UN berbasis komputer. Namun, karena masih pukul 06.30, belum ada peserta yang datang.

Pelaksanaan UN berbasis komputer secara umum dibagi dalam tiga sesi, yakni pukul 07.30-09.30, 10.30-12.30, dan 14.00-16.00. Meski dibagi tiga sesi, Anies yakin kemungkinan kecurangan rendah. "Karena pakai komputer, variasi soal menjadi lebih banyak. Bobotnya sama, tetapi isi soalnya berbeda," ujar Anies.

Ketua Panitia Ujian Nasional SMKN 28 Jakarta Aziza menyatakan siap melaksanakan UN berbasis komputer meski sekolahnya tidak memiliki genset. Ia sudah meminta PLN untuk tidak memadamkan listrik pada saat ujian. Pada hari pertama, 224 murid akan mengikuti ujian Bahasa Indonesia dengan waktu ujian dua jam. Untuk keperluan UN berbasis komputer disiapkan 75 komputer utama dan 10 komputer cadangan.

Karena komputer terbatas, di SMKN 28, ujian dibagi menjadi dua kloter. Kloter pertama ujian pukul 08.00-10.00 dan kloter kedua pukul 11.00-13.00. "Sebelum UN, kami sudah uji coba simulasi beberapa kali dan alhamdulillah tidak ada masalah. Anak-anak juga sudah terbiasa," kata Aziza.

Tahun ini, sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer hanya 2 persen dari total sekolah. Ke depan, jumlah sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer akan ditambah. Dari sisi anggaran, UN berbasis komputer lebih hemat daripada biaya cetak dan logistik hingga sekitar 20 persen.

"Jadi, ada tiga keuntungan menggunakan ujian berbasis komputer, yaitu hemat biaya, efisien dalam pengiriman soal ujian, dan menjaga integritas," ujar Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com