Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Kuliah, Sutriyani Andalkan Buku di Perpustakaan

Kompas.com - 11/04/2015, 05:38 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Selama kuliah, hingga meraih gelar sarjana, Sutriyani hanya membeli satu buku karena keterbatasan biaya. Buku itu dibelinya ketika anak penjual jamu keliling ini sedang proses mengerjakan skripsi.

"Buku memang penting, tapi saat kuliah saya tidak sanggup beli," ujar Sutriyani (23) saat ditemui Kompas.com di rumahnya Dusun Samen RT 1, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Jum'at (10/04/2015).

Setiap kali ingin membaca atau ada tugas kuliah yang harus membutuhkan buku untuk mengerjakan, lanjutnya dirinya selalu mengandalkan koleksi-koleksi perpustakaan. Jika butuh lebih lama, ia pun memilih untuk meminjam.

"Kan ada perpus. Kalau ga selesai dikerjakan di perpus ya saya pinjam bukunya," ucapnya.

Sutriyani mengaku selama kuliah hanya membeli satu buku. Ia terpaksa membeli karena sangat membutuhkan untuk mengerjakan skripsi.

"Pas skripsi saya baru beli buku. Satu buku soal teori skripsi saya, ya baru sekali itu," tegasnya.

Menurutnya, jurusan pendidikan Fisika yang diambilnya merupakan hal yang baru sebab ketika sekolah di SMK ia mengambil Jurusan Tata Boga. Namun, karena ada teman-teman yang selalu membantunya akhirnya ia dapat dengan cepat melahap setiap mata kuliah yang diberikan dosen.

"Saya sering bertanya ke teman kalau tidak paham, baca buku. Pulang malam gara-gara belajar lagi di kos teman," paparnya.

Meski dengan segala keterbatasan namun berkat tekad dan kemauan keras, dalam waktu 3,5 tahun Sutriyani mampu menyelesaikan kuliahnya. Usai yudisium, pada Desember 2014 anak penjual jamu keliling ini resmi diwisuda.

Sementara itu, Tukilah ibu Sutriyani mengatakan pertama mendengar anaknya berencana akan kuliah ia pun langsung terbayang soal biaya yang besar. Hanya, Sutriyani selalu meyakinkan dirinya untuk merestui.

"Tetap kepikiran, untuk biaya bensin saja sudah besar. Apalagi biaya kuliah," katanya.

Tukilah mengungkapkan, hatinya menjadi sedikit lega ketika mendengar kabar puntrinya berhasil mendapatkan beasiswa keringanan biaya.

"Gusti pasti maha tahu, ini semua anugerahnya. Anak saya bisa jadi sarjana," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com