Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Buruh Migran Ilegal Indonesia Terjebak di Sabah

Kompas.com - 11/04/2015, 04:54 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Langkah Pemerintah Malaysia memperketat pengawasan terhadap pendatang ilegal membuat ribuan buruh migran ilegal asal Indonesia yang berada di Negara Bagian Sabah terpaksa memilih bersembunyi di hutan.

Sebagian dari buruh migran tersebut memilih pulang ke Indonesia untuk membuat dokumen meski terpaksa kucing-kucingan dengan petugas agar bisa kembali ke Indonesia melalui Pulau Sebatik. Mereka mengaku kesulitan mendapat surat pengantar pulang ke Indonesia karena masuk ke Malaysia secara ilegal.

Salah satu buruh migran ilegal yang memilih pulang ke Indonesia, Rima, mengaku, perusahaan sawit tempatnya bekerja meminta pekerja asal Indonesia yang tidak memiliki dokumen untuk pulang. Sayangnya perusahan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja ilegal tersebut tidak melaporkan kepulangan karyawannya kepada Konsululat Indonesia di Kota Kinabalu maupun Konsul di Tawau Malaysia.

“Kami disuruh pergi di sini (Nunukan) untuk mengambil pasport, sebab di sana tidak butuh orang yang tidak ada surat. Saya masuk Malaysia ikut keluarga. Banyak di sana tidak punya surat tidak dipakai," ujarnya Juma’at (10/04/2015).

Sementara itu Direktur Pemasaran PJTKI Lansima Rustam mengaku ribuan buruh migran ilegal Indonesia masih bertahan di Negara Bagian Sabah Malaysia dengan cara sembunyi di hutan. Untuk pulang ke Indonesia mereka takut tertangkap petugas karena tidak memirliki dokumen sama sekali.

Rustam berharap pemerintah Indonesia proaktif mempermudah kepulangan buruh migran Indonesia ilegal di Negara Bagian Sabah.

“Kita minta bagaimana pekerja kita pulang tidak bermasalah. Ribuan yang pingin pulang untuk bikin pasport. Mereka takut, untuk pulang terpaksa sembunyi di hutan 4 hingga 5 kali baru sampai disini. Kadang mereka tidak makan," ujarnya.

Menanggapi maraknya perusahaan di Malaysia yang meminta pekerja ilegalnya pulang ke Indonesia melalui Nunukan, Kepala Bidang Imigrasi Konsulat RI di Tawau Malaysia Ujo memastikan akan memanggil dan menindak lanjuti permasalahan tersebut ke perusahaan terkait. Ujo memastikan Konsulat di Tawau Malaysia akan memfasilitasi buruh migran yang berencana pulang ke Indonesia dengan Surat Perjalanan Laksana Pasport SPLP.

“Kalau dia dari PTS (Pusat Tahanan Sementara) yang ditangkap, pasti kita fasilitasi dengan SPLP. Kalau pulang secara sukarela, kita pun akan kasih SPLP dan dia membuat surat ijin pulang. Kalau dia ilegal, dia harusnya ke sini. Jadi kita bikinkan SPLP untuk pulang, nanti di imigrasi sini diberikan pas lawatan untuk pulang di stamp dan perusahaan harus bayar count bondnya. Itu kena denda karena dia overstay," ujarnya saat dihubungi via telepon seluler.

Ujo menambahkan, banyak buruh migran Indonesia yang bekerja di Malaysia tidak memahami proses kepulangan mereka ke tanah air. Buruh migran banyak yang hanya mengikuti langkah perusahaan di Malaysia meminta mereka pulang secara ilegal tanpa memberikan fasilitas surat untuk mengurus SPLP di Konsulat.

Konsulat sendiri mengaku telah melakukan sosialisasi surat perjalanan dan pentingnya dokumen bagi buruh migran. Terkait alasan buruh migran ilegal yang beralasan ke Nunukan unuk mengurus dokumen, Ujo mempertanyakan alasan TKI tersebut.

”Kalau dia mau bikin pasport di Nunukan, kita juga harus luruskan. Kalau dia mau buat pasport di Nunukan buat apa? Kalu dia buat kerja harus ada rekomendasi dari perusahaan pengguna. Tanpa itu Imigrasi bisa menolak," ujar Ujo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com