Hal itu diungkapkannya setelah menggelar pertemuan tertutup dengan delegasi pemerintah Thailand yang dipimpin Kepala Kedutaan Besar Thailand untuk Indonesia H E Mr Paskorn Siriyaphan dan Wakil Kepala Polisi Thailand, Letnan Jenderal Siridchai Anakeveing di Kantor Polda Maluku, Senin (30/3/2015).
“Ada 77 orang yang meninggal di sana tapi kuburannya rapi sekali,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan puluhan ABK yang tewas dan dimakamkan di Aru itu tidak terkait dengan praktek perbudakan melainkan karena kecelakaan kerja dan sakit.
”ABK yang meninggal dan dimakamkan di Aru itu karena kecelakan kerja da sakit bukan karena masalah lain,” ungkapnya.
Kabar adanya dugaan perbudakan ABK asal Thailand di Kepulauan Aru Maluku membuat pemerintah Thailand langsung merespon dengan membentuk tim investigasi terkait informasi tersebut. Saat ini, delegasi tersebut telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat berwenang di Maluku.
Sebelumnya diberitakan, delegasi Thailand datang ke Maluku untuk membawa empat misi, yakni ingin memulangkan seluruh warga negara Thailand ke negara asalnya, mengusut adanya praktik penjualan manusia asal warga Thailand, mengecek informasi meninggalnya sejumlah ABK Thailand di Aru yang telah dikuburkan dan melakuka repatriasi atau pemulangan terhadap WN Thailand dari Maluku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.