Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkis Laut Rp 20 Miliar Rusak, Warga Minta Tanggung Jawab Kontraktor

Kompas.com - 08/03/2015, 18:05 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Kerusakan tangkis laut yang terjadi di Desa Tlonto Rajeh, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, semakin meluas. Tangkis laut sepanjang 300 meter dengan dana Rp 20 miliar yang bersumber dari APBN tahun 2013, hanya tinggal 30 meter. Sisanya sudah ambruk diterjang ombak.

Kerusakan itu terus menjadi keluhan warga. Sebab, rumah warga semakin terancam jika tidak kunjung diperbaiki.

Hamdani Lubis, salah seorang warga Desa Tlonto Raje mengatakan, ketika awal pembangunan warga sudah protes kepada pihak rekanan karena bahan dasarnya hanya menggunakan tanah dibungkus pasir. Namun, pihak rekanan berkata bahwa tanah yang dibungkus karung itu selama tiga bulan ke depan akan mengeras seperti batu.

"Kenyataannya tidak sampai setahun semuanya sudah ambruk dan beton penutupnya sudah berserakan kemana-mana," kata Hamdani, Minggu (8/3/2015).

Warga meminta agar pihak rekanan bertanggungjawab untuk membangun kembali tangkis laut yang lebih kuat lagi. Tangkis laut yang pernah dibangun warga menggunakan batu cor berbentuk beton, sudah berusia 10 tahun lebih dan sampai saat ini masih tetap kokoh.

Keluhan warga akhirnya sampai ke anggota Komisi VI DPR RI, Kholilurrahman. Mantan Bupati Pamekasan ini menemui tokoh masyarakat dan warga yang rumahnya rusak akibat diterjang ombak. Kholil berkata, warga sangat menyayangkan atas hasil pekerjaan tangkis laut. Saat ini kondisi tangkis laut yang ada sudah 100 persen tidak berfungsi lagi dan sangat tidak layak.

"Seharusnya pembangunannya merujuk kepada feasibility study agar efektif. Jika tidak ada kajian terlebih dahulu maka hasilnya seperti yang dikeluhkan warga," katanya.

Dijelaskan ketua DPC PKB Pamekasan ini, tangkis laut di Desa Tlonto Rajeh dan di Desa Tamberu jauh berbeda kondisi alamnya. Jika pekerjaannya disamakan, maka hasilnya berbeda. Seharunya, volume pekerjaannya lebih besar di Tlonto Rajeh karena padat rumah penduduk dan kedalaman laut serta kerasnya hantaman ombak lebih besar.

"Saya lihat di Tamberu kurang bermanfaat karena banyak yang jauh dari rumah penduduk. Sementara di Pasean padat rumah penduduk," tandasnya.

Oleh sebab itu, persoalan kerusakan tangkis laut akan menjadi bahan kajian di Komisi VI DPR RI karena pihak rekanan yang mengerjakan proyek tangkis laut, yakni PT Nandia Karya, merupakan anak perusahaan BUMN.

"Rekanan nanti perlu dimintai pertanggungjawabannya. Bahkan jika perlu ditekan dengan cara-cara hukum dan didatangkan audit pekerjaan dan keuangan," ungkapnya.

Jika dilihat dari fisik proyeknya, mantan Ketua MUI Pamekasan ini yakin tidak sampai Rp 40 miliar. Oleh sebab itu, auditor perlu untuk melakukan kajian baik dari sisi perencanaannya ataupun dari pekerjaan fisiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com