Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubah Lava Sinabung Runtuh, Material Vulkanik Terlontar

Kompas.com - 06/03/2015, 19:52 WIB

KABANJAHE, KOMPAS.com — Erupsi besar kembali terjadi di Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (5/3/2015) pagi. Letusan meruntuhkan kubah lava yang terbentuk pada 19 Februari. Sedikitnya 1,5 juta meter kubik material vulkanik dilontarkan sehingga menyebabkan hujan abu hingga radius 10 kilometer dan guguran awan panas sejauh 4,7 kilometer.

Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan, kubah lava ambrol setelah terdorong tenaga erupsi dari perut kawah yang cukup besar. Kubah lava terbentuk setelah kubah lava sebelumnya runtuh pada erupsi 18 Februari.

"Volume kubah lava sekitar 1,5 juta meter kubik. Runtuhannya mengarah ke selatan, seperti arah guguran awan panas," ucap Hendra saat dihubungi dari Kabanjahe, Karo.

Badan Geologi pun mewaspadai ancaman letusan Gunung Sinabung yang belum menunjukkan akan mereda. "Jika luncuran awan panas Sinabung sudah mencapai 5.000 meter, statusnya perlu dipertimbangkan untuk naik menjadi awas," kata Kepala Badan Geologi Surono.

Menurut Hendra, erupsi guguran awan panas pertama kali terjadi sekitar pukul 01.39 WIB. Pada pukul 03.43 dan 03.45, guguran awan panas bahkan mencapai jarak luncur maksimal 4,7 kilometer ke arah selatan, disertai suara gemuruh. Sementara kolom abu yang terbentuk mencapai 2,5 meter ke angkasa.

Guguran awan panas itu bahkan membendung arus Sungai Lau Borus yang mengalir di lereng Sinabung. Menurut Setia Mulya Sembiring, pengurus Desa Gurukinayan, Kecamatan Namanteran, warga yang kebetulan sedang beraktivitas di sekitar sungai sangat terkejut menyaksikan aliran air sungai yang semula deras, berangsur-angsur surut.

"Bahkan, ada aliran air yang mengental seperti adukan semen. Warnanya hitam gelap dan baunya sangat menusuk. Seperti bau belerang," kata Setia.

Sejumlah anggota tim dan petugas PVMBG yang mengecek lokasi mengingatkan warga agar tidak mendekat ke tepian sungai, serta sawah dan kebun di sebelahnya. Material guguran awan panas dapat masuk ke aliran sungai dan membahayakan warga.

Setia mengatakan, aliran air dari Sungai Lau Borus selama ini diandalkan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Warga kini harus mencari sumber air lain yang lokasinya lebih jauh.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, menambahkan, luncuran awan panas juga menyebabkan hutan di sekitar Desa Sukameriah, Kecamatan Namanteran, terbakar. Kebakaran hutan tidak membahayakan karena desa tersebut sudah dikosongkan, seperti juga Desa Gurukinayan.

Belasan desa di Kecamatan Payung, Namanteran, dan Tiga Binanga juga dilanda hujan abu vulkanik akibat erupsi Sinabung. Sejumlah daerah di Aceh Selatan juga terpapar abu vulkanik. Hingga sore hari, desa-desa di lereng Sinabung berselimut abu.

Berdasarkan data PVMBG, hingga pukul 18.00 WIB, terjadi delapan kali erupsi guguran awan panas. (GRE/AIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com