Selama ini, menurut Risma, belum ada produk aksesoris ponsel bergambar ikon Surabaya seperti ikan Sura dan Buaya.
"Kalau kalian bisa buat itu, nanti saya gunakan sebagai suvenir jika ada tamu dari negara lain atau kota lain di Indonesia berkunjung ke Surabaya," jelas Risma saat menerima pemuda karang taruna Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, di ruangannya, Senin (2/3/2015).
Risma berharap, pemuda karang taruna di eks lokalisasi prostitusi Dolly menjadi agen pergerakan untuk mengangkat perekonomian warga. Pemkot Surabaya, kata Risma, akan sepenuhnya memfasilitasi upaya tersebut dengan memberikan bantuan alat, modal hingga pelatihan keterampilan.
"Terserah warga di sana, mintanya apa, kalau ingin usaha menjahit, kita siapkan mesin jahit, kalau sablon, kita juga akan siapkan alatnya sekaligus pelatihannya," terang wali kota yang diusung PDI-P ini.
Risma yakin, tanpa adanya lokalisasi prostitusi, warga di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan bisa bangkit dengan kekuatan ekonomi lokalnya. Dia tidak yakin, setelah prostitusi ditutup, aktivitas ekonomi di Dolly akan mati.
Lokalisasi prostitusi yang konon terbesar di Asia Tenggara itu ditutup secara permanen oleh Pemkot Surabaya pada Juni 2014 lalu. Ratusan pekerja seks komersial (PSK) dipulangkan dan diberi modal. Penutupan sempat mendapat penolakan keras dari warga maupun dari kelompok PSK dan mucikari itu sendiri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.