Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imlek, Seniman Borobudur Mandikan Kambing

Kompas.com - 19/02/2015, 20:46 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Tabuhan alat musik perkusi menggema di halaman Rumah Seni Limanjawi, Desa Wanureja, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (19/2/2015). Musik rancak itu mengiringi belasan penari dari Merapi-Merbabu yang ber-make up warna-warni dan berkostum aneka binatang serangga.

Dengan luwesnya mereka menari riang gembira di hadapan ratusan tamu dan turis yang datang ke rumah seni milik seniman Borobudur, Umar Chusaeni, itu. Tarian berjudul Saujana karya Sujono Keron itu memiliki makna keseimbangan alam.

Seusai pentas, beberapa penari menggiring seekor kambing di tengah halaman. Kambing etawa berwarna cokelat itu lantas disiram menggunakan air kembang oleh beberapa seniman Borobudur hingga pelukis asal Vietnam, Nguyen Ngoc Dan dan ahli konservasi Borobudur dari Jerman, Hans Leisen.

"Memandikan kambing merupakan simbol harapan agar tahun depan senantiasa diberi kemudahan, kebersihan, dan mendapatkan hal-hal yang baik. Kambing adalah lambang untuk tahun ini," ujar Umar Chusaeni, penggagas kegiatan.

"Kambing bagi kita orang Indonesia bukan hal asing, artinya ada kaitan antara budaya China dengan Indonesia khususnya Jawa. Jadi sudah lama kita ini saling berdampingan," kata Umar yang juga Ketua Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu.

Menurut Umar, kegiatan seni dan budaya ini diselenggarakan untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2566/2015. Aneka ornamen Imlek dengan dominasi warna merah menghiasi arena pentas seni tersebut.

Termasuk puluhan amplop angpau tergantung di langit-langit. Setelah menikmati suguhan kesenian tersebut, para pengunjung kemudian saling berebut angpau yang berisi uang dari Rp 2.000-Rp 50.000.

Mereka tampak larut dalam canda tawa sebelum akhirnya menikmati lukisan dalam pameran tunggal karya Nguyen Ngoc Dan, di dalam rumah seni. "Memberikan angpau memiliki makna agar kita saling berbagi sebagai sesama manusia," ucap Umar.

Umar berujar, dengan keterlibatan seniman untuk ikut memeriahkan Imlek merupakan wujud kesenian dan budaya yang tidak memiliki sekat meski berbeda agama, budaya dan ras.

Dia mengatakan, esensi dari Indonesia adalah toleransi dan kerukunan. Lebih lanjut, Umar mengatakan, kegiatan seni ini juga sekaligus memberikan "kejutan" untuk pelukis Nguyen Ngoc Dan.

Sebab, kata Umar, di negara asalnya, tahun baru Imlek dirayakan begitu meriah layaknya hari besar agama di Indonesia. "Nguyen ini sempat sedih karena di sini (Borobudur) masih sepi perayaan tahun baru Imlek. Nah, kegiatan ini juga untuk menghibur dia," kata Umar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com