Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terimpit Kemiskinan, Soekarto Kirim Surat ke Presiden Jokowi

Kompas.com - 11/02/2015, 23:12 WIB
SITUBONDO, KOMPAS.com - Kemiskinan yang dialami pasangan suami istri (pasutri) Soekarto (72) dan Suciati (65), warga Dusun Tanah Anyar, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, membuatnya nekat mengirim surat ke Presiden Jokowi.

Surat yang dilayangkan kepada orang nomor satu di Republik Indonesia itu dikirim melalui pos, berisi keluh kesah dan tentang kondisi ekonominya yang kian terhimpit.

Pasutri yang berlindung di sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu itu kondisinya sangat memperihatinkan. Selain dindingnya banyak yang sudah jebol karena dimakan usia, bangunan rumah ukuran 3 x 4 tersebut terlihat miring dan nyaris roboh.

"Saya mengirim surat ke Presiden bukan maksud apa-apa, melainkan hanya mau minta bantuan dana," kata Soekarto dikutip Surya di rumahnya, Rabu (11/2/2015).

Surat pemohonan bantuan dana yang disampaikan ke Presiden dikirim tanggal 1 Januari 2015, yakni untuk memperbaiki rumahnya yang sudah mulai reot serta untuk biaya mengobati matanya yang terkena katarak.

"Saya tidak berniat mau mengadu instansi, tapi saya memang butuh bantuan," katanya dengan santai.

Selain kondisi rumahnya tidak layak, tanah yang ditempati bukan miliknya tetapi milik Pelabuhan yang disewanya.

"Sampai sekarang saya punya utang karena tidak bisa bayar uang sewa sebesar Rp 2,4 juta ke Pelabuhan," tuturnya sembari menunjukkan televisi kuno yang sudah mati pemberian orang.

Sebelumnya, kata pria kelahiran 29 Mei 1943 itu, dirinya juga pernah melayangkan surat ke Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto pada tanggal 1 Desember 2014.

Sayangnya, surat yang dikonsep sendiri itu tidak ada tanggapan dan tindak lanjut dari Pemerintah Kabupaten. "Makanya saya kirim ke Presiden," tukasnya.

Bantuan pemerintah

Meski pemerintah telah menyalurkan bantuan kepada orang miskin, akan tetapi dirinya dan keluarganya tidak pernah menikmati bantuan yang digelontorkan pemerintah pusat tersebut.

"Kalau Raskin kita dapat karena itu beli," ujar Soekarto

Selama hidup bersama Suciati, istrinya, dirinya hanya mengandalkan hidup dari penghasilannya sebagai petugas keamanan di Kantor Bea dan Cukai yang dijalani sejak 1985.

Sebagai petugas keamanan, dirinya hanya mendapat honor Rp 250.000 per bulan. Honor sebesar itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama ketiga anaknya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com