Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembantai Satu Keluarga di Siantar Tak Ada yang Menjenguk

Kompas.com - 10/02/2015, 21:47 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Sejak dimasukkan ke sel Polres Pematangsiantar, Minggu (8/2/2015) hingga Selasa (10/2/2015), belum satu pun keluarga menjenguk Budi Alamsyah (35), duda satu anak yang tega membantai tiga saudara sepupunya di Jalan Sudirman, Pematangsiantar, Sumatera Utara pada 23 November 2014 silam. Hal ini disampaikan Kasat Tahanan Titipan Polres Pematangsiantar Ipda Imam Siswoyo, Selasa (10/2/2015).

"Sejak ditangkap dari Provinsi Sumatera Selatan, tersangka Budi yang telah mendekam di sel tahanan Polres Siantar, belum dijenguk satu pun keluarganya," terangnya.

Pihaknya, kata Imam, tidak memperlakukan tersangka Budi secara khusus di dalam tahanan. Dia digabung dengan para tahanan lainnya di dalam sel yang sama.

Sebelumnya, Budi Alamsyah merupakan buronan selama hampir tiga bulan sejak membantai tiga saudaranya, satu tewas bernama Reza Sitorus dan dua sekarat, yakni Anggi boru Nasution dan Melly boru Sitorus. Budi ditangkap setelah berpindah-pindah tempat.

Pria yang memiliki kaki pincang ini akan dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pematangsiantar AKP Jarosman Sinaga menyatakan, pihaknya sejauh ini masih melengkapi berkas kasus, di antaranya memeriksa sejumlah saksi.

"Penyidik masih sedang melengkapi berkas tersangka Budi. Termasuk saksi-saksi tambahan sedang diambil keterangannya," terangnya tanpa merinci saksi tambahan dimaksud.

Sinaga kemudian menegaskan, kasus pembunuhan yang dilakukan tersangka terhadap tiga sepupunya, nantinya bisa terlihat dengan jelas saat gelaran rekonstruksi. Dia menyebut, kemungkinan rekonstruksi bisa saja dilakukan di tempat kejadian perkara. Hal itu dilakukan supaya jaksa penuntut umum dapat mempertimbangkan hukuman yang akan dijatuhkan kepada tersangka.

"Begitupun rekonstruksi bisa saja dilaksanakan di halaman Polres bila saja situasi di TKP kurang aman. Begitu juga sebaliknya," tandasnya.

Sinaga sebenarnya berharap rekonstruksi digelar di TKP, sehingga dapat terlihat jelas bagaimana tersangka Budi membantai tiga sepupunya di rumah peninggalan nenek para korban.

"Jelasnya berkas tersangka Budi sedang kita lengkapi. Soal di mana rekonstruksi nantinya digelar, tergantung instruksi dari atasan. Walaupun kita sangat berharap rekonstruksi digelar di TKP sehingga kita sama-sama dapat menyaksikan setiap adegan saat tersangka Budi membantai tiga sepupunya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com