Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bulan Direndam Banjir, Desa Santan Tak Dapat Bantuan

Kompas.com - 10/02/2015, 16:58 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com — Sudah dua bulan Desa Santan Tengah, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), dilanda banjir setinggi 1,5 meter. Meski demikian, desa tersebut belum mendapat perhatian pemerintah dan tidak menerima bantuan evakuasi untuk warganya.

"Banjir ini sudah dua bulan merendam desa kami. Tingginya sampai dada orang dewasa. Ratusan rumah warga terendam dan kami tidak dapat perhatian pemerintah. Kami butuh bantuan evakuasi sebab banyak anak-anak di sini. Kami khawatir terserang wabah penyakit," ungkap Darwati, salah satu warga Santan.

Dikatakan Darwati, Desa Santan Tengah berdekatan dengan lokasi tambang batubara. Kerugian yang diderita warga kini mencapai ratusan juta rupiah. Pasalnya, perkebunan milik warga yang menjadi mata pencaharian sehari-hari telah rusak parah. Puluhan hektar perkebunan karet rusak. Kelapa sawit pun tidak dapat berkembang bahkan larut dibawa arus. Sementara itu, perkebunan buah dan sayur tidak lagi terlihat karena direndam banjir setinggi satu meter.

"Kami mau makan apa ini? Tidak ada bantuan, padahal laporan sudah ke sana-sini. Kami tidak bisa bekerja dan sudah merugi ratusan juta," ujarnya.

Karena berbulan-bulan banjir tidak surut, warga akhirnya mencari sendiri asal mula titik genangan air. Mereka mendapati banjir tersebut akibat aktivitas tambang batubara yang ada di hulu Sungai Santan sebagai pemicunya. Namun, hingga saat ini, belum ada penelitian secara komprehensif yang bisa membuktikan hal tersebut.

"Dari aktivitas tambang di dekat desa kami, akhirnya banjir meluap dan tidak ada pepohonan penyerap banjir di sini. Tidak ada hujan, tapi banjir sudah dua bulan. Tuhan saja yang bisa memberi kami mukjizat karena Pemkab tidak ada bantuan," ungkapnya.

Tak diperhatikan

Sementara itu, anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) Santan Tengah, Saripah, melaporkan banjir masih terus meninggi. Ia mengaku sudah berkali-kali melapor ke Pemkab Kukar, tetapi tidak ada tanggapan.

"Sudah dilaporkan, tetapi tidak ada jawaban. Tidak mungkin mereka (Pemkab) tidak tahu," sebutnya.

Padahal, kata dia, banjir yang melanda Desa Santan sudah menjadi "rutinitas" tahunan. Namun, selama bertahun-tahun, Pemkab Kukar tak juga memberi posko penanggulangan banjir.

"Jangankan posko, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kukar juga tidak pernah nongol di sini," kesalnya.

Selain bantuan evakuasi, warga santan juga membutuhkan bantuan ekonomi. Namun, Pemkab sama sekali tidak menanggapi laporan tersebut.

"Ya ampun, jangankan bantuan makanan, wong evakuasi saja kami tidak diberikan. Yah, sudah biasa Santan mendapat perlakukan seperti ini, wong kami juga sabar saja," katanya.

Kendati daerahnya dilanda banjir, siswa SD, SMP, bahkan SMA tetap melakukan aktivitas sekolah, sementara anak-anak TK diliburkan.

"Anak sekolah belajar seadanya. Banjir di sekolah pun mereka tetap belajar. Yang libur anak TK saja, kasihan anak-anak kecil," sebutnya.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com