Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2015, 14:39 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Pedagang baju bekas di jalan Gembong Surabaya menyayangkan dan menolak keras jika pemerintah akan menggusur dagangannya. Mereka mengaku akan mati-matian mempertahankan usaha turun temurun milik keluarganya itu.

Heri (24), salah satu pedagang pakaian bekas, mengaku sudah mendengar kabar bahwa pemerintah melarang penjualan pakaian bekas. Justru bapak satu anak ini menanyakan kepada pemerintah, mengapa tidak dari dulu kebijakan tersebut diberlakukan.

"Sekarang hanya usaha ini satu-satunya sarana kami menghidupi keluarga, jika digusur, kami makan apa?" kata Heri, Sabtu (7/2/2015) kepada Kompas.com.

Dia membantah bahwa pakaian bekas yang dijualnya membahayakan dan banyak mengandung bakteri penyakit. Kata Heri, keluarganya sudah berjualan di Pasar Gembong sejak puluhan tahun lalu, namun tidak ada yang sampai terkena penyakit macam-macam.

"Itu hanya alasan pemerintah saja. Soal penyakit, itu tergantung orangnya, jika fisiknya kuat, maka tidak akan terkena penyakit dari pakaian bekas," jelas pria yang mulai membuka stand sendiri sejak 2008 itu.

Di Surabaya, pasar di Jalan Gembong itu adalah salah satu pusat penjualan pakaian bekas. Terdapat puluhan kios permanen maupun non-permanen yang menjual beragam pakaian bekas untuk pria dan wanita, dari celana, kemeja, jaket, kaos, atasan wanita, hingga sepatu dan ikat pinggang impor.

Pemkot Surabaya sempat menertibkan pedagang Pasar Gembong karena aktivitasnya sampai menutup Jalan Gembong, sehingga menyebabkan kemacetan. Selain di Pasar Gembong, penjualan pakaian bekas juga menyebar di berbagai titik seperti Pasar Wonokromo dan Pasar Turi.

Seperti diberitakan, UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan telah mulai diberlakukan. UU tersebut salah satu pasalnya memuat larangan impor barang bekas. Setiap importir wajib mengimpor barang dalam keadaan baru. Pemerintah juga merencanakan akan menggusur semua pedagang pakaian bekas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Matangkan Pengadaan Lahan Tol Serpong-Balaraja, DPRKP Banten Gelar Konsultasi Publik

Regional
Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Atasi Ketimpangan Sosial, Bupati Bandung Sarankan Pemerintah Berlakukan Mandatory Spending

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com