Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Alhamdulillah, Saya dan Keluarga Kecil Ini Lolos dari Maut"

Kompas.com - 24/01/2015, 11:57 WIB
Kontributor Pinrang, Suddin Syamsuddin

Penulis


BARRU, KOMPAS.com
- Baba masih ingat betul detik-detik datangnya air bah di rumahnya di Dusun Lanrae, Kecamatan Malusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Jumat (23/1/2015). Saat itu, Baba dan istrinya, Ida, sedang santai sambil mengayun-ayun bayi mereka yang masih berusia 19 hari di dalam ayunan.

Saat melihat dari jendela air bah yang datang, dia langsung mengangkat anaknya dan mengajak istrinya berlari ke tempat yang lebih tinggi.

“Sambil mengayun anak saya, saya sempat lihat air bah yang datang secara tiba-tiba dari luapan air Sungai Lanrae melalui jendela. Anak saya beserta ayunannya langsung digendong, sementara ibunya saya paksakan berjalan padahal kondisinya masih belum fit,“ ungkap Baba.

Baba sangat bersyukur karena bayinya bisa selamat. Dia tak peduli walau rumah dan motor miliknya terbawa arus banjir bandang yang melanda wilayah tempat tinggalnya.

“Alhamdulillah, saya dan keluarga kecil ini lolos dari maut,“ kata Ida sambil menggendong sang buah hati setelah dievakuasi oleh personel Polsek Malusetasi ke rumah warga lain yang tidak terkena banjir bandang.

Sementara itu, hari ini, Sabtu (24/1/2015), akibat intensitas hujan yang tinggi, tak hanya Dusun Lanrae yang dilanda banjir. Satu desa di Kabupaten Barru kebanjiran. Sejumlah ruas jalan tergenang air setinggi 50 sentimeter, seperti di Desa Ajakkang, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Ketinggian air yang paling tinggi terjadi di RW 03/RT 01 yang memang berada di dataran rendah. Air masuk ke sejumlah rumah warga sehingga warga terpaksa harus menguras air dengan memakai mesin pompa air.

“Hujan semalam turun lagi dengan deras, banjir sampai menggenangi dalam rumah kami. Terpaksa kami menggunakan pompa air untuk menguras air yang tergenang dalam rumah setinggi 30 sentimeter,“ ujar Amran Rauf, warga Desa Ajjakang sambil menyalakan mesin pompa air.

Menurut warga, banjir memang kerap melanda desa tempat mereka tinggal setiap tahun. Intensitas hujan yang tinggi, diperparah oleh kedalaman Sungai Ajjakang yang rendah dan tanggul yang dibuat pemerintah Kabupaten Barru sangat pendek, membuat air tidak bisa tertahan.

Warga berharap, agar pemerintah segera mengeruk sungai dan menambah ketinggian tanggul yang ada di sungai Ajjakang.

Pasalnya, karena banjir, aktivitas warga yang pada umumnya bekerja sebagai petani menjadi lumpuh. Begitu pula warga yang sehari-hari berdagang di Pasar Tradisional Ajjakang. Akibat banjir, pasar sudah tutup selama dua hari.

“Hari ini pedagang tidak ada yang menjual,karena pasar ini terendam banjir. Sejumlah lapak terendam banjir, membuat barang-barang dagangan rusak,“ ungkap Idris, pedagang di pasar ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com