Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengar Isu Kades Dipukuli karena Tak Beli Tiket, Warga Ngamuk Sambil Bawa Parang

Kompas.com - 14/01/2015, 12:38 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com
- Puluhan warga Desa Hatusua Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Maluku mengamuk di dermaga penyeberangan feri Waipirit, Rabu (14/1/2015), sambil membawa parang dan tombak.

Warga marah dan mengamuk setelah mendengar informasi bahwa kepala desanya, Petrus Tuhuteru, dipukuli salah satu petugas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) saat hendak menyeberang dengan menggunakan feri di dermaga itu.

Warga yang percaya dengan informasi itu lantas merusak ruang tunggu dermaga dengan cara melempari seluruh kaca jendela dengan batu hingga berantakan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Kepala Desa Hatusua, Petrus Tuhuteru, bersama istrinya saat itu hendak menyeberang dengan feri di dermaga itu menuju Kota Ambon, namun lantaran terburu-buru karena feri akan segera pergi, dia langsung menerobos masuk pos pemeriksaan petugas dan tidak sempat membeli karcis.

Salah satu petugas yang tak terima langsung membentaknya sehingga keduanya terlibat cekcok.

“Dari situlah ada warganya yang mungkin menginformasikan ke warga desa dan beberapa saat warga desa langsung datang dan mengamuk,” ungkap sumber tersebut.

Camat Kairatu, DJ de Fretes yang dihubungi, mengatakan insiden tersebut terjadi karena salah paham. Dia mengaku warga mengamuk karena mengetahui kalau kepala desanya dipukuli.

“Padahal tidak, hanya terjadi salah paham dan cekcok saja. Saya juga telah meminta kepada kepala desa agar menenangkan warganya,” ungkap de Fretes.

Dia menjelaskan akibat insiden itu ruang tunggu di dermaga tersebut mengalami sejumlah kerusakan akibat diamuk massa. Namun dia mengaku tidak ada warga yang ditangkap dalam insiden tersebut.

“Tadi saya bersama Kapolres dan Kapolsek datang juga ke lokasi kejadian untuk menyelesaikan masalah itu. kalau soal warga yang ditahan tidak ada tadi,” ujarnya.

Insiden itu juga membuat ratusan calon penumpang yang sedang berada di kawasan dermaga tersebut panik dan berlarian ke tempat aman.

Sementara itu, polisi yang datang di lokasi kejadian langsung memasang garis polisi. Terkait insiden itu, baik Kapolres SBB maupun Kapolsek Kairatu, belum berhasil dikonfirmasi.

Feri tak berani bersandar

Akibat aksi ini juga, kapal geri Tanjong Kuako yang membawa ratusan penumpang dari dermaga penyebrangan Hunimua tujuan dermaga Waipirit di Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Maluku tidak berani sandar di dermaga tersebut.

”Memang benar tadi feri dari dermaga Hunimua tidak bisa sandar di dermaga Waipirit,” kata de Fretes.

Dia menjelaskan, feri baru bisa sandar di dermaga tersebut setelah aparat keamanan datang ke lokasi kejadian.

”Jadi tadi sekitar satu jam feri hanya berlabuh di depan dermaga dan tidak bisa sandar, tapi saat ini sudah bisa sandar,” katanya.

“Sudah ada aparat dari Polres, Polsek dan juga TNI BKO, jadi saat ini kondisinya sudah normal lagi,” tambahnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com